FISIOTERAPI DADA Pembahasan lebih mendalam
A. PENGERTIAN
Fisioterapi
dada adalah: suatu rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri atas
perkusi dan vibrasi, postural drainase, latihan pernapasan/napas dalam,
dan batuk yang efektif. (Brunner & Suddarth, 2002: 647)
Tujuan: untuk membuang sekresi bronkial, memperbaiki ventilasi, dan meningkatkan efisiensi otot-otot pernapasan.
B. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN.
C. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI FISIOTERAPI DADA.
- Indikasi:
v Terdapat penumpukan sekret pada saluran napas yang dibuktikan dengan pengkajian fisik, X Ray, dan data klinis.
v Sulit mengeluarkan atau membatukkan sekresi yang terdapat pada saluran pernapasan.
- Kontra indikasi:
v Hemoptisis
v Penyakit jantung
v Serangan Asma Akut
v Deformitas struktur dinding dada dan tulang belakang.
v Nyeri meningkat.
v Kepala pening
v Kelemahan.
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan fisioterapi dada adalah:
- Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan mukus banyak/ sekresi yang tertahan/ sekresi di bronkus.(NANDA).
- Pola napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental dan berlebihan(Linda Jual Carpenito).
E. KONSEP FISIOLOGIS FISIOTERAPI DADA.
- Perkusi
Perkusi
atau disebut clapping adalah tepukkan atau pukulan ringan pada dinding
dada klien menggunakan telapak tangan yang dibentuk seperti mangkuk
dengan gerakan berirama di atas segmen paru yang akan dialirkan. Perkusi
dapat membantu melepaskan sekresi yang melekat pada dinding bronkus
dan bronkiolus.
- Vibrasi
Vibrasi
adalah kompresi dan getaran kuat secara serial oleh tangan yang
diletakan secara datar pada dinding dada klien selama fase ekshalasi
pernapasan.Vibrasi dilakukan setelah perkusi untuk meningkatkan
turbulensi udara ekspirasi sehingga dapat melepaskan mucus kental yang
melekat pada bronkus dan bronkiolus. Vibrasi dan perkusi dilakukan
secara bergantian.
- Postural Drainase
Postural drainase
adalah pengaliran sekresi dari berbagai segmen paru dengan bantuan
gravitasi. Postural drainase menggunakan posisi khusus yang memungkinkan
gaya gravitasi membantu mengeluarkan sekresi bronkial. Sekresi mengalir
dari bronkiolus yang terkena ke bronki dan trakea lalu membuangnya
dengan membatukkan dan pengisapan.
Tujuan postural drainase adalah menghilangkan atau mencegah obstruksi bronkial yang disebabkan oleh akumulasi sekresi.
Dilakukan sebelum makan (untuk mencegah mual, muntah dan aspirasi ) dan menjelang/sebelum tidur.
- Latihan Pernapasan/napas dalam
Latihan
pernapasan adalah bentuk latihan dan praktek teratur yang dirancang dan
dijalankan untuk mencapai ventilasi yang terkontrol dan efisien serta
mengurangi kerja pernapasan. Latihan pernapasan ini juga diindikasikan
pada klien dispnoe dan klien yang masih dalam tahap penyembuhan setelah
pembedahan thoraks.
Latihan pernapasan terdiri dari:
- Pernapasan
diafragma atau pernapasan abdominal: menggunakan diafragma dan dapat
menguatkan diafragma selama pernapasan sehingga memungkinkan napas dalam
secara penuh dengan sedikit usaha.
- Pernapasan
bibir dirapatkan/ pursed lip breathing: pernapasan dengan bibir
dirapatkan untuk memperpanjang ekshalasi dan meningkatkan tekanan jalan
napas selama ekspirasi dengan demikian mengurangi jumlah udara yang
terjebak dan jumlah tahanan jalan napas.
Tujuan latihan pernapasan:
- meningkatkan inflasi alveolar yang maksimal
- meningkatkan relaksasi otot pernapasan
- menghilangkan atau menghindari pola aktivitas otot-otot pernapasan yang tidak berguna dan tidak terkoordinasi
- menurunkan frekuensi pernapasan
- mengurangi kerja pernapasan
- menghilangkan ansietas.
- Batuk Efektif
Batuk efektif merupakan latihan batuk untuk mengeluarkan sekresi.
Setiap tiga atau empat kali perkusi vibrasi klien didorong untuk batuk efektif.
F. PROSEDUR TINDAKAN
- Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perawat dalam melakukan fisioterapi dada adalah:
- Waspada dan perhatikan tentang kontraindikasi yang mungkin ditemukan pada klien.
- Pastikan bahwa klien telah nyaman, tidak menggunakan pakaian yang ketat.
- Pastikan klien tidak baru saja makan.
- Berikan medikasi untuk mengurangi nyeri, agen mukolitik, bronkodilator, air atau salin untuk nebuliser jika diresepkan.
- Auskultasi dada sebelum dan setelah fisioterapi dada
- Tindakan dihentikan bila terjadi gejala-gejala: nyeri meningkat, napas pendek meningkat, kelemahan, pusing, hemoptisis.
- Hati-hati dilakukan pada lansia karena peningkatan osteoporosis dan resiko fraktur iga.
- Jumlah siklus perkusi dan vibrasi diulang tergantung toleransi dan respon klien.
- Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera seperti mamae, sternum,kolumna spinalis, dan ginjal.
- Prosedur Tindakan:
a. Perkusi
1) Persiapan Alat:
o Handuk (jika perlu)
o Peniti (jika perlu)
o Tempat sputum
2) Prosedur Pelaksanaan:
o Ikuti
protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti perkenalkan
diri perawat, pastikan identitas klien, jelaskan prosedur dan alasan
tindakan, cuci tangan.
o Tutup
area yang akan dilakukan perkusi dengan handuk atau pakaian tipis untuk
mencegah iritasi kulit dan kemerahan akibat kontak langsung.
o Anjurkan klien untuk tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
o Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk.
o Secara bergantian lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan secara cepat untuk menepuk dada.
o Perkusi pada setiap segmen paru selama 1-2 menit.
o Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera seperti mamae, sternum,kolumna spinalis, dan ginjal.
o Cuci tangan
b. Vibrasi
1) Persiapan Alat: sama seperti pada perkusi.
2) Prosedur Pelaksanaan:
o Ikuti
protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti perkenalkan
diri perawat, pastikan identitas klien, jelaskan prosedur dan alasan
tindakan, cuci tangan.
o Letakkan tangan, telapak
tangan menghadap ke bawah di area dada yang akan didrainase, satu
tangan di atas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan
ekstensi. Cara lain tangan bisa diletakkan secara bersebelahan.
o Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
o Selama
masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan serta siku
lalu getarkan, gerakkan ke arah bawah. Perhatikan agar gerakan
dihasilkan dari otot-otot bahu. Hentikan gerakan jika klien inspirasi.
o Vibrasi selama 3 - 5 kali ekspirasi pada segmen paru yang terserang.
o Setelah setiap kali vibrasi ,anjurkan klien batuk dan keluarkan sekresi ke tempat sputum.
o Cuci tangan
c. Postural Drainase
1) Persiapan Alat:
o Bantal ( 2 atau 3 buah)
o Tisue
o Segelas Air hangat
o Sputum Pot
2) Prosedur Pelaksanaan:
o Ikuti
protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti perkenalkan
diri perawat, pastikan identitas klien, jelaskan prosedur dan alasan
tindakan, cuci tangan.
o Pilih area tersumbat yang akan didrainase berdasarkan pada pengkajian semua bidang paru, data klinis dan gambaran foto dada.
Agar efektif, tindakan harus dibuat individual untuk mengatasi spesifik dari paru yang tersumbat.
o Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area yang tersumbat. Bantu klien untuk memilih posisi sesuai kebutuhan. Ajarkan klien untuk mengatur postur, posisi lengan dan kaki yang tepat. Letakkan bantal sebagai penyangga dan kenyamanan.
Posisi khusus dipilih untuk mendrainase setiap area yang tersumbat.
o Minta klien mempertahankan posisi selama 10-15 menit.
Pada orang dewasa, pengaliran setiap aaea memerlukan waktu. Anak-anak, prosedur ini cukup 3-5 menit.
o Selama 10-15 menit drainase pada posisi ini, lakukan perkusi dan vibrasi dada atau gerakan iga di atas area yang didrainase.
Memberikan dorongan mekanik yang bertujuan memobilisasi sekresi pada jalan napas.
o Setelah
drainase pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Tampung
sekresi yang dikeluarkan dalam sputum pot. Jika klien tidak bisa batuk,
harus dilakukan pengisapan.
Setiap sekresi yang dimobilisasi ke dalam jalan napas harus dikeluarkan
melalui batuk atau pengisapan sebelu klien dibaringkan pada posisi
drainase selanjutnya. Batuk akan sangat efektif bila klien duduk dan membungkuk ke depan.
o Minta klien istirahat sebentar, bila perlu.
Periode
istirahat sebentar di antara drainase postural dapat mencegah kelelahan
dan membantu klien menoleransi terapi dengan lebih baik.
o Minta klien minum sedikit air.
Menjaga mulut tetap basah sehingga membantu ekspetorasi sekresi.
o Ulangi
langkah 3 hingga 8 sampai semua area tersumbat yang dipilih telah
terdrainase. Setiap tindakan tidak lebih dari 30-60 menit.
Drainase postural digunakan hanya untuk mengalirkan area yang tersumbat dan berdasarkan pada pengkajian individual.
o Ulangi pengkajian dada pada setiap bidang paru.
Memungkinkan anda mengkaji kebutuhan drainase selanjutnya atau mengganti program drainase.
o Cuci tangan.
Mengurangi transmisi mikroorganisme
d. Latihan Napas/ Napas Dalam.
1) Prosedur Pelaksanaan:
o Ikuti
protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti perkenalkan
diri perawat, pastikan identitas klien, jelaskan prosedur dan alasan
tindakan, cuci tangan.
o Atur
posisi yang nyaman bagi klien dengan posisi setengah duduk di tempat
tidur atau di kursi atau dengan lying position ( posisi berbaring) di
tempat tidur dengan satu bantal.
o Fleksikan lutut klien untuk merilekskan otot abdomen.
o Tempatkan satu atau dua tangan pada abdomen, tepat di bawah tulang iga.
o Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung sampai 3 selama inspirasi.
o Konsentrasi
dan rasakan gerakan naiknya abdomen sejauh mungkin, tetap dalam kondisi
relaks dan cegah lengkung pada punggung. Jika ada kesulitan menaikkan
abdomen, ambil napas dengan cepat, lalu napas kuat lewat hidung.
o Hembuskan
udara lewat bibir, seperti meniup dan ekspirasi secara perlahan dan
kuat sehingga terbentuk suara hembusan tanpa mengembungkan pipi.
o Konsentrasi dan rasakan turunnya abdomen dan kontraksi otot abdomen ketika ekspirasi. Hitung samapai 7 selama ekspirasi.
o Gunakan
latihan ini setiap kali merasakan napas pendek dan tingkatkan secara
bertahap selama 5-10 menit, 4 kali sehari. Latihan ini dapat pula
dilakukan pada posisi duduk tegap, berdiri, dan berjalan.
o Cuci tangan
e. Batuk Efektif.
1) Persiapan Alat:
o Sputum pot
o Lisol 2-3%
o Handuk pengalas
o Peniti
o Bantal (jika diperlukan)
o Tisu
o Bengkok
2) Prosedur Pelaksanaan:
o Ikuti
protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti perkenalkan
diri perawat, pastikan identitas klien, jelaskan prosedur dan alasan
tindakan, cuci tangan Atur
posisi klien: posisi duduk dan membungkuk sedikit kedepan untuk
memungkinkan batuk lebih kuat. Jaga lutut dan panggul fleksi untuk
meningkatkan relaksasi dan mengurangi tegangan pada otot-otot abdomen.
o Setelah
menggunakan pengobatan bronkodilator (jika diresepkan), tarik napas
dalam lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa detik, hembuskan
melalui bibir yang dirapatkan.
o Batukkan 2 kali, batuk pertama untuk melepaskan mukus dan batuk kedua untuk mengeluarkan sekresi. Jika klien merasa nyeri dada saat batuk, tekan dada dengan bantal. Tampung sekresi pada sputum pot yang berisi lisol.
o Untuk batuk menghembus, sedikit maju ke depan dan ekpirasi kuat dengan suara hembusan. Teknik ini menjaga jalan napas terbuka ketika sekresi bergerak ke atas dan keluar paru-paru.
o Inspirasi dengan napas pendek cepat bergantian untuk mencegah mukus kembali ke jalan napas yang sempit.
o Istirahat dan hindari batuk yang terlalu lama karena dapat menyebabkan kelelahan.
o Cuci tangan.
G. PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA
Hal-hal yang perlu diajarkan kepada pasien dan keluarga adalah:
- Jelaskan tentang pengertian dan manfaat dari tindakan fisioterapi dada.
- Jelaskan tentang posisi dan teknik perkusi,vibrasi,postural drainase dan batuk efektif.
- Fisioterapi dada dilakukan di rumah untuk klien dengan PPOM, bronkiekstatis, dan fibrosis kistik.
- Jelaskan teknik pernapasan diafragma dan pernapasan bibir dirapatkan.
- Jelaskan bahwa postural drainase dilakukan sebelum makan atau menjelang tidur.
- Anjurkan untuk selalu mempertahankan cairan yang adekuat/minum yang banyak dan menjaga kelembaban udara yang adekuat untuk mencegah kekentalan sekresi.
- Perkenalkan tanda-tanda infeksi seperti demam, perubahan warna dan karakter sputum.
- Jelaskan bahwa tindakan dihentikan jika terdapat gejala-gejala seperti nyeri meningkat, napas pendek meningkat, kelemahan, kepala pening dan hemoptisis.
DAFTAR PUSTAKA
Perry, Peterson, Potter. 2005. Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar. Edisi5.Alih Bahasa: Rosidah, Monika Ester. Jakarta: EGC.
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Alih Bahasa: Agung Waluyo,dkk. Jakarta: EGC.
Kusyati Eni Ns, dkk. 2006. Ketrampilan Dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar