Translate

Minggu, 02 Desember 2012

makalah hernia


TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
“ Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hernia “



lambang poltekkes
 






Disusun Oleh   :
ANDRI
A7.11.06.005
HELEN OCTARI
A7.11.06.038
                                                                 YAYAN TRISNO
                                                                 A7.11.06.100
POLTEKKES KEMENKES KESEHATAN PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
2011/201
KATA PENGANTAR

       Puji dan syukur penulis panjatkan keHadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmad dan KaruniaNya sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal Bedah ini dengan judul  “Hernia”.
       Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mata kuliah khususnya tentang “Keperawatan Medikal Bedah”.
       Selama penulisan makalah ini, kelompok banyak menemukan hambatan dan kesulitan. Maka pada kesempatan ini, kelompok ingin menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada :
1.      Allah SWT, yang karna berkat dan rahmatNya-lah Makalah Keperawatan Medikal Bedah dengan judul “Hernia”.
2.      Dosen yang memberikan mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
3.      Staf Pendidikan dan perpustakaan Keperawatan Singkawang
4.      Orang tua dan teman-teman yang telah memberikan banyak dorongan dan bantuan sehingga dapat terselesaikan makalah ini.
       Kelompok menyadari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, oleh karena itu kelompok sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
       Akhirnya kelompok berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya dan tenaga keperawatan pada umumnya.


Singkawang, Oktober 2012


              Penulis




DARTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................   i
Daftar Isi.............................................................................................................................   ii
BAB I      Pendahuluan
A. Latar Belakang ..............................................................................................................   1
B. Tujuan Penulisan.............................................................................................................   2
C.Sistematika Penulisan......................................................................................................   3
BAB II  
A.   Pembahasan
1. Definisi Hernia................................................................................................................   5
2. Klasifikasi .......................................................................................................................   5
3.Etiologi.............................................................................................................................   6
4.Tanda dan gejala...............................................................................................................   6
5.Patofisiologi......................................................................................................................   7
6.. Komplikasi  ....................................................................................................................   8
7.Pemeriksaan Diagnostik...................................................................................................   8
8.Penatalaksanaan Medis.....................................................................................................   10
B.Asuhan Keperawatan.......................................................................................................   11
A. Penkajian........................................................................................................................   11
B. Riwayat kesehatan..........................................................................................................   11
C. Genogram.......................................................................................................................   12
 D. Data Biologis.................................................................................................................   13
E. Pemeriksaan Fisik............................................................................................................ 15
F.Data Psikologi..................................................................................................................   16
G.Data Sosial.......................................................................................................................   16
H.Pemeriksaan Penunjang...................................................................................................   17
I.Terapi Pengobatan........................................................................................................ 21
Analisis data ..................................................................................................................  21
Daftar Masalah Keperawatan..............................................................................................   v
Rencana Asuhan Keperawatan……………………………………………………………
Catatan Perkembangan……………………………………………………………………
BAB III PENUTUP
Kesimpulan dan Saran……………………………………………………………………….
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..













BAB II
PEMBAHASAN
1.       DEFINISI HERNIA
http://nursingbegin.com/wp-content/uploads/2011/03/hernia-300x240.jpg


                Hernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) melalui defek atau bagian terlemah dari dinding rongga yang bersangkutan.
Hernia Inguinal adalah menonjolnya isi suatu rongga yang melalui annulus inguinalis yang terletak di sebelah lateral vaso epigastrika inferior menyusuri kanal inguinal dank e luar ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus. Hernia Inguinal adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya yang normal melalui sebuah detek konginital.
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang normal melalui sebuah defek kongenital atau yang didapat (Kapita Selekta Kedokteran. Edisi II. Medica Aesculaplus FK UI. 1998.
Hal.313 )
Hernia adalah suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu rongga melalui lubang (Keperawatan Medikal Bedah. Swearingen. Edisi II. EGC. 2001.)
Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut (Keperawatan Medikal Bedah. Charlene J. Reeves, Bayle Roux, Robin Lockhart. Penerjemah Joko Setyono. Penerbit Salemba  Media. Edisi I. 2002.)

2.       KLASIFIKASI
A.      Berdasarkan terjadinya dibagi menjadi:
1)      Hernia congenital / bawaan.
2)      Hernia akuisita.
B.      Berdasarkan sifatnya hernia di bagi menjadi:
1)      Hernia reponible yaitu bila isi hernia dapat di masukkan kembali. Usus keluar bila berdiri atau mengedan dan masuk lagi bila berbaring atau di dorong masuk. Tidak terdapat keluhan atau gejala obstruksi.
2)      Hernia ireponible yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat di kembalikan kedalam rongga, hal ini di sebabkan perlengketan isi usus pada peritoneum kantong hernia. Tidak ada keluhan nyeri atau tanda sumbatan khusus.
C.      Berdasarkan isi hernia di bagi menjadi:
1)      Hernia adipose yaitu hernia yang isinya jaringan lemak.
2)      Standing hernia yaitu hernia yang isinya kembali sebagian dari dinding kantong hernia.
3)      Hernia litter, hernia inkaserata/ strangulasi yang sebagian dinding ususnya terjepit kedalam cincin hernia.
D.      Berdasarkan macam hernia:
1)      Inguinalis Indirect
Batang usus melewati cincin abdomen dan mengikuti saluran sperma masuk ke dalam kanalis inguinalis.
2)      Inguinalis Direct
Batang usus melewati dinding inguinal bagian posterior.
3)      Femoral
Batang usus melewati femoral ke bawah ke dalam kanalis femoralis.
4)      Umbilikal
Batang usus melewati cincin umbilikal.
5)      Insicional
Batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan perut yang lemah.




E.       ETIOLOGI
Hal yang mengakibatkan hernia adalah:
a.       Kelemahan abdomen
Lemahnya dinding abdomen bisa di sebabkan karena cacat bawaan atau keadaan yang di dapat sesudah lahir dan usia dapat mempengaruhi kelemahan dinding abdomen (semakin bertambah usia dinding abdomensemakin lemah).
b.      Peningkatan Tekanan Intra Abdomen
Mengangkat benda berat, batuk kronis kehamilan, kegemukan dan gerak badan yang berlebih.
c.       Bawaan Sejak Lahir
Pada usia kehamilan 8 bulan terjadi penurunan testis melalui kanalis inguinal menarik peritoneus dan di sebut plekus vaginalis, peritoneal hernia karena canalis inguinal akan tetap menutup pada usia 2 bulan.
d.      Kebiasaan Mengangkat Benda yang Berat (heavy lifting)
e.      Kegemukan (marked obesity
f.        Batuk
g.       Terlalu Mengejan Saat Buang Air Kecil/Besar
h.      Ada Cairan di Rongga Perut (ascites)
i.         Peritoneal Dialysis
j.        Ventriculoperitoneal Shunt
k.       Penyakit Paru Obsrtuksi Kronis (PPOK)
l.         Riwayat Keluarga Ada yang Menderita Hernia.







F.       TANDA DAN GEJALA
Hernia Reponible:
a.       Pasien merasa tidak enak di tempat penonjolan.
b.      Ada penonjolan di salah satu lokasi abdomen misalnya inguinal, femoralis dan lain-lain. Benjolan timbul saat mengejan BAB, mengangkat beban berat ataupun saat aktivitas berat dan hilang pada waktu istirahat baring.
c.       Kadang-kadang perut kembung.
d.      Apabila terjadi perlengketan pada kantung hernia dan isi hernia maka tidak dapat di masukkan lagi (ireponible).
Hernia Inkarserata
a.       Adanya gambaran obstruksi usus di mana pasien mengalami obstipasi, muntah, tidak flatus, perut kembung dan dehidrasi.
b.      Terjadi gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa.
c.       Bila leleah terjai strangulasi. Pasien mengalami nyeri hebat di daerah hernia, dimana nyeri menetap karena rangsangan peritoneum. Pada pemeriksaan local di temukan benjolan yang tidak dapat di masukkan lagi di sertai nyeri tekan dan tergantung keadaan isi hernia.
d.      Dapat di jumpai tanda peritonitis atau terjadi abses local, kedaan ini merupakan gawat garurat dan memerlukan pertolongan segera.
Tanda dan Gejala yang Lain di temui:
a.    Tanpa keluhan ( asimtomatis)
b.   Daerah hernia agak menonjol, bertambah besar terutama saat berdiri.
c.    Adanya nyeri dan demam. Yang membedakan strangulated hernias dengan incarcerated hernias.
d.   Nyeri mendadak pada tempat hernia.
e.   Nyeri abdomen generalisata.
f.     Terjadi pada bagian proksimal dan sering terletak di umbilicus.
g.    Mual muntah.
h.   Hernia tegang, nyeri tekan.



G.    PATOFISIOLOGI
Defek pada dinding otot mungkin kongenital karena melemahkan jaringan atau ruang luas pada ligamen inguinal atau dapat disebabkan oleh trauma. Tekanan intra abdominal paling umum meningkat sebagai akibat dari kehamilan atau kegemukan. Mengangkat berat juga menyebabkan peningkatan tekanan, seperti pada batuk dan cidera traumatik karena tekanan tumpul. Bila dua dari faktor ini ada bersama dengan kelemahan otot, individu akan mengalami hernia.
Hernia inguinalis indirek, hernia ini terjadi melalui cincin inguinal dan melewati korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumya terjadi pada pria dari pada wanita.
Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat menjadi sangat besar dan sering turun ke skrotum.
Hernia inguinalis direk, hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Ini lebih umum pada lansia. Hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi pada area yang lemah ini karena defisiensi kongenital.
Hernia femoralis, hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada wanita dari pada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar dan secara bertahap menarik peritonium dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masuk ke dalam kantung. Ada insiden yang tinggi dari inkar serata dan strangulasi dengan tipe hernia ini
Hernia embilikalis, hernia imbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan karena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk dan wanita multipara
Hernia umbilicalis terjadi karena kegagalan orifisium umbilikal untuk menutup
Bila tekanan dari cincin hernia (cincin dari jaringan otot yang dilalui oleh protusi usus) memotong suplai darah ke segmen hernia dari usus, usus menjadi terstrangulasi. Situasi ini adalah kedaruratan bedah karena kecuali usus terlepas, usus ini cepat menjadi gangren karena kekurangan suplai darah

Pembedahan sering dilakukan terhadap hernia yang besar atau terdapat resiko tinggi untuk terjadi inkarserasi. Suatu tindakan herniorrhaphy terdiri atas tindakan menjepit defek di dalam fascia. Akibat dan keadaan post operatif seperti peradangan, edema dan perdarahan, sering terjadi pembengkakan skrotum. Setelah perbaikan hernia inguinal indirek. Komplikasi ini sangat menimbulkan rasa nyeri dan pergerakan apapun akan membuat pasien tidak nyaman, kompres es akan membantu mengurangi nyeri.

Pathways






6.       KOMPLIKASI
a.    Ileus
b.   Terjadi peningkatan antara isi hebura dengan dinding kartona hernia, sehingga isi hernia tidak dapat di masukkan kembali.
c.    Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat makn bertambah/ banyaknya usus yang masuk.
d.      Bila inkaserata di biarkan maka akan timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis.
(Kapita Selekta Kedokteran).

7.       PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik yang dapat di lakukan pada pasien hernia adalah:
a.    Lab Darah: Hematology rutin, BUN, Kreatinin, dan Elektrolit Darah.
b.   Radiologi, foto abdomen dengan kontras barium, flouroskopi.

8.       PENATALAKSANAAN MEDIS
1.    Terapi konservatif pada hernia reponible dilakukan tekanan secara terus menerus pada benjolan seperi dengan bantal pasir, pasien tidur pada posisi supine antitrendernburg atau memakai korset.
2. Terapi pembedahan dapat di lakukan herniotomi dan herniografi (menjahit kantong hernia). Tindakan pembedahan lebih efektif pada hernia reponible karena di kawatirkan terjadi komplikasi. Kondisi usus harus di perhatikan pada hernia inkarserata atau strangulate, bila terjadi nekrosis harus di reseksi. Metode pembedahan antara lain:
Perbaikan Bassini: Kantung indirect di buka, di periksa dan diligasi. Bagian dasar inguinalis di perkuat dengan menjahit fascia transversalis pada ligamentum inguinalis di belakang funikulus.
Ligalisi tinggi kantong hernia: Merupakan tindakan padahernia inguinalis pada bayi dan anak.



                      Perbaikan shoudice: Fascia transversal di bagi secara longitudinal dan kedua lembaran di imbrikasi pada ligamentum inguinal. Perbaikan di perkuat dengan menjahit musculus obliges internus dan conjoined tendon pada opneurosisi obligustrenus, untuk hernia direk dan indirek.
                      Pada inkontabilitas, maka di usahakan agar isi hernia di masukkan kembali. Pada penderita istirahat baring dan di puasakan atau mendapat diit halus. Herniatomi (memotong hernia), Herniorapi (menjahit kantung hernia) tetapi disritmik adalah pembedahan, kantung hernia tidak pevil di eksisi tetapi cukup di kembalikan ke dalam rongga perut.
                  (Kapita Selekta Kedokteran).



















ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
PRE HERNIA DI RUANG BEDAH
RSUD PEMANGKAT

A.      Pengkajian
Nama                                                    : Tn. A
Umur                                                    : 46 tahun
Jenis Kelamin                                     : Laki-laki
Pendidikan                                         : SMP
Pekerjaan                                           : Petani
Status Perkawinan                          : Kawin
Agama                                                  : Protestan
Suku                                                      : Dayak
Alamat                                                  : Desa Pak Laheng
No CM                                                  : 12-45-56
Bangsal/bed                                       : Kenanga (Bedah) / ZP3
Tanggal masuk                                  : 29 Januari 2012
Tanggal Pengkajian                         : 31 Januari 2012
Daignosa Medis                                                : Hernia scrotalis

Penanggung Jawab        
Nama                                                    : Ny.R
Umur                                                    : 45 tahun
Pekerjaan                                           : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan pasien            : Istri

B.      Riwayat Kesehatan Pasien
1.       Riwayat Penyakit saat ini
Terdapat benjolan di skrotum kiri, benjolan menetap, kadang-kadang sakit saat BAK, nyeri di daerah inguinal.
P             : Nyeri bertambah jika bergerak
Q             : Nyut nyutan
R             : Inguinal kiri
S              : Skala nyeri 5 (sedang)
T              : Nyeri hilang datang, nyeri timbul selama 5 detik setiap 1 jam dan hilang setelah disuntik.
2.       Riwayat masa lalu
Pasien tidak pernah mengalami hernia sebelumnya.
3.       Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang menderita hernia.


Genogram



 













Keterangan :
Laki-laki                                =
Perempuan                        =
Laki-laki meninggal          =
Perempuan meninggal  =
Pasien                                   =



C.      Data Biologis

1.       Pola Nutrisi
SMRS            : Pasien makan 3x sehari dengan porsi normal dihabiskan
MRS               : Pasien makan 3x sehari dengan porsi dari RS dan dihabiskan
2.       Pola Minum
SMRS            : Pasein minum 7-8 gelas/ hari
MRS               : Pasien minum 7-8 gelas/hari
3.       Pola Eliminasi
SMRS            : BAK lancar 5-6 x/hari, tidak mengalami BAB
MRS               : BAK lancar 5-6 x/hari, BAB 1x/hari
4.       Pola Istiraha tidur
SMRS            : Pasien tidur 8 jam/hari
MRS               : Pasien tidur 8 jam/hari, kebiasaan tidur pasien menggunakan bantal.
5.       Pola Aktivitas
SMRS            : Pasien melakukan aktivitas secara mandiri
MRS               : Pasien melakukan aktivitas memerlukan bantuan untuk memegang infusnya.
6.       Pola Kebersihan
SMRS            : Pasien mandi 2x/hari, menggosok gigi 2x/hari
MRS               : Pasien mandi 1x/2hari, menggosok gigi 2x/hari
7.       Pola oksigenasi
SMRS            : Pasien bernapas dengan normal
MRS               : Pasien bernapas normal tidak ada riwayat sesak napas

D.      Pemeriksaan Fisik
1.       Keadaan  Umum      : Lemah
2.       Kesadaran                   : Compos mentis, GCS= 15 (E=4, M=6, V=5)
3.       Tanda-tanda vital     :
a.       Tekanan darah  = 120/80 mmHg
b.      Respirasi              = 17x/menit
c.       Nadi                       = 65x/menit
d.      Suhu                      = 36,3C
4.       Kepala
Inspeksi       : Bentuk simetris, ada sedikit ketombe, rambut hitam
Palpasi          : Tidak ada lesi dan nyeri tekan
5.       Mata
Inspeksi       : Konjungtiva merah muda, pupil isokor, sklera putih, tidak ada sekret
Palpasi          : tidak ada nyeri tekan
6.       Telinga
Inspeksi       : Bentuk simetris, terdapat sedikit serumen, pendengaran baik
7.       Mulut
Inspeksi       : Bentuk simetris, gigi tampak kuning, tidak ada sariawan
8.       Leher
Inspeksi       : Tidak ada pembenjolan, warna kulit normal
Palpasi          : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid, vena jugularis teraba
9.       Thoraks
a.       Paru-paru
Inspeksi                               : respirasi normal,bentuk dada simetris
Palpasi                  : vocal fremitus sama, tidak ada nyeri tekan
Perkusi                 : bunyi resonan
Auskultasi           : normal
b.      Jantung
Inspeksi                               : ictus cordis tidak terlihat, bentuk dada simetris
Palpasi                  : ictus cordis tidak teraba, tidak ada pembesaran jantung
Perkusi                                 : bunyi dullnes
Auskultasi           : S1 dan S2 tunggal
10.   Abdomen
Inspeksi       : Bentuk simetris, tidak ascites, ada benjolan di inguinal kiri, tidak ada lesi
Auskultasi   : Bising usus 6x/menit
Palpasi          : nyeri tekan pada benjolan di inguinal kiri
Perkusi         : suara timpani
11.   Genitalia
Inspeksi       : ada benjolan di skrotum kiri, benjolan menetap, konsistensi kenyal
Palpasi          : ada nyeri tekan
12.   Integumen
Inspeksi       : Kulit sawo matang, turgor kulit baik
13.   Ekstermitas



 
Dekstra                                                        Sinistra


E.       Data Psikologi
1.       Status Emosi
Klien cemas, selalu bertanya dengan perawat apakah bisa sembuh dan penyakitnya. Cemas klien termasuk cemas ringan.
2.       Konsep diri
Konsep diri menurun karena sakit
3.       Gaya Komunikasi
Menggunakan bahsa verbal, tidak ada hambatan selama wawancara dan terbuka
4.       Pola Interaksi
Interaksi klien dengan keluarga dan klien berjalan dengan baik
5.       Pola koping
Pola kopig tidak adekuat karena penyakit yang diderita.

F.       Data sosial
1.       Pekerjaan dan Pendidikan
Pasien sebagai tani dan hanya tamat SMP
2.       Hubungan sosial
Klien sebagai seorang bapak dan seorang suami diri seorang istri dan berhubungan baik dengan keluarga dan tetangga.
3.       Gaya Hidup
Gaya hidup pasien sederhana dan biasa-biasa saja.

G.     Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan
Nilai
Normal
SGOT
24
Lk = 8-37, Pr = 8-31
SPGT
19
Lk= 8-40, pr = 6-31
Urea S
25 mg/dl
 10-50mg/dl
Kreatinine
0,9 mg/dl
Lk= 0,5-1,1  Pr= 0,5-0,9 mg/dl
Glukosa sewaktu
225 mg/dl
180 mg/dl
Leukosit
10,3 µL

Eritrosit
3,28 µL

Hb
10,3 g/dl
Lk= 14-16 g/dl, Pr= 12-14 g/dl
Hematokrit
32,0 %
Lk= 40-50 %, Pr= 36-46 %
Trombosit
224 µL

MCV
94,6 FL

MCHC
32,2 g/dl

MCH
31,4 pg



H.      Terapi Pengobatan
1.       IVFD RL                         20 tpm
2.       Ranitidin                      2 x 50 mg
3.       Ketorolac                     2 x 30 mg
4.       Tranex                          2 x 250mg
5.       Metronidazole          2 x 500mg










ANALISA DATA
No
Data Fokus
Etiologi
Masalah
1.
DS:
P = nyeri bertambah     bila bergerak
Q = nyut-nyutan
R = inguinal kiri
S = nyeri sedang
T= nyeri hilang datang,datang setiap 5 menit dan hilang setelah di suntik.
DO:
Klien tampak meringis
Skala nyeri 5

penjepitan saraf diskus intervertebralis

mengaktifkan neuro transmitter

impuls dihantarkan ke hypotalamus
 

nyeri di persepsikan


nyeri

2.
DS: - Px mengatakan apakah bisa sembuh dan penyakit yang di deritanya
DO: - ekspresi wajah tampak cemas
         -rasa ingin tahu   pasien besar
      -cemas klien cema ringan
-TD: 120/ 80
N: 65x/menit

Bronkhi terisi dengan mukosa yang kental
 

Peningkatan produksi sekret


 
Anorksia

Kebutuhan nutrisi < kebutuhan tubuh
Kebutuhan Nutrisi < Kebutuhan tubuh
3.
DS : -Px mengatakan tidak mengerti mengenai pengobatan penyakitnya
DO : - Px terlihat bingung
-       Px banyak bertanya tentang proses penyakit
Tingkat pendidikan yang rendah


 
Tidak mengetahui proses dan pengobatan penyakit


 
Kurang Pengetahuan
Kurangpengetahuan

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
NO
Diagnosa Keperawatan
Tanggal Masalah
Paraf
Muncul
Teratasi
1
-          Nyeri akut berhubungan dengan penjepitan saraf diskus interfertebralis yang di tandai dengan
-          Subjektiv
-          P: nyeri bertambah jika bergerak
-          Q: nyut-nyutan
-          R: inguinal kiri
-          S: sedang
-          T: nyeri hilang datang, datang setia 5 detik dalam 1 jam sekali dan hilang setelah di suntik
-          Objektif
-          Klien tampak meringis saat bergerak
-          Skala nyeri 5
-          Ttv:
TD: 120/ 80 mmHg
RR: 17x/ menit
N:    65x/menit
31 Januari 2012


2.
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan terhadap penyakit dan procedure pengobatan yang d tandai dengan
-          Subjektiv
-          Klien bertanya tentang penyakit yang di deritanya dengan cara pengobatannya
-          Ekspresi wajah klien tampak cemas
-          Rasa ingin tahu klien besar
-          Cemas pasien ringan
-          TTV
TD: 120/ 80 mmHg
ND: 65x/ menit
31 Januari 2012


.





RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No.
NOC dan NGO
NIC dan AMH
Rasionalisasi
1.
NOC
Nyeri berkurang smpai dengan hilang
NGO
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 X 24 di harapkan nyeri berkurang sampai dengan hilagng dengan KH:
-         Klien mengatakan nyeri berkurang sampai dengan hilang
-         Ekspresi wajah rileks
-         Skala nyeri 0-1
-         TTV dalam batas normal

NIC
Menejemen nyeri
AMH
·      GUIDENCE
1.      Kaji nyeri secara komoprehensif, ( lokasi, durasi, frekuensi)
2.      Observasi reaksi non verbal dan ketidak nyamanan
·      SUPPORT
3.      Beri posisi nyaman
4.      Anjurkan untuk mengurangi aktifitas
·         TEACHING
5.      Ajarkan tehnik relaksai nafas dalam
6.      Jelaskan jika nyeri timbul laporkan kpd staf perawat
·         ENVIRONMENT
7.      Ciptakan lingkungan yang tenang
COLLABORATION
8.      Kolaborsi dgn dokter dalam pemberian terapi analgetik




1.  Memberikan informasi untuk melanjutkan intervensi
2.   Mengetahui tingkat kenyamanan klien
3.   Posisi nyaman membantu mengurangi nyeri
4.   aktivitas Membantu bernafas secara efektif
5.   mengalihkan fokus perhataian terhadapnyeri, mengurangi spasme otot
6.   memberi kesempata analgetik
7.   lingkungan yang tenang memberikan kenyamanan klien
8.   analgetik mengurangi nyeri
2.
NOC
Cemas berkurang sampai hilang
NGO
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 30 menit, keluhan cemas berkurang dengan KH:
-         Klien mengatakan sudah tau apa penyakitnya dan prosedur pengobatan
-         Wajah klien tenang /tidakcemas

NIC
Menejemen cemas
AMH
·      GUIDANCE
1.      Obs respon fisik, gelisah, Ttv
·      SUPPORT
2.      Dorong pernyataan takut dan ansietas/ cemas berikan umpan balik
3.      Berikan informasi akurat, nyata tentang apa yang di lakukan
·      TEACHING
4.      Ajarkan tehnik relaksasi visualisasi, latihan nafas dalam
·      ENVIRONMENT
5.      Ciptakan lingkungan yang tenang
·      COLLABORATION
6.      Berikan obat sedatif misalka zeadepam





1.      Berguna dalam evaluasi derajat asalah khususnya bila di bandingkan dengan pernyatan verbal
2.      Membuat hubungan terapeutik, membuat px menerima perasaan dan memberikan kesempatan untuk memperjelas kesalahan konsep
3.      Melibatkan pasien dalam rencana keperawatan dan menurunkan ansietas
4.      Belajar cara untuk rileks dan dapat menurunkan takut dan cemas
5.      Lingkungan yang tenang memberikan kenyamanan klien
6.      Sedatif dapat digunakan kadang untuk menurunkan cemas dan meningkatkan istirahat

-           











CATATAN KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN
No
Tanggal/ jam
Implementasi
Evaluasi
Paraf
1
31 Jan 2012

07.00



08.15



09.00




10.00


10.15








10.45


     11.15









1.       Melakukan pengkajian fisik
R: kesadaran compos mentis , nyeri tekan di daerah inguinal kiri

2.       Observasi TTV
R: TD= 120/80 mmHg, N= 65x/menit, RR=       17x/menit, S= 36,3C

3.       Jelaskan jika nyeri timbul lapor ke staf perawat
R: Klien mendengar dan nyeri hilang saat perawat memberi penghilang nyeri (ketorolac 2x 30mg iv)

4.       Memberi posisi yang nyaman
R: klien merasa nyaman saat posisi telentang

5.       Kaji nyeri secara komprehensif
R: P= nyeri bertambah jika bergerak
    Q= nyut nyutan
    R= inguinalis kiri
    S= skala sedang (%)
    T=nyeri hilang  datang,datang setiap 5 detik          dlm 1 jam sekali dan hilang setelah disuntik

6.       Ajarkan teknik napas dalam
R: klien kooperatif dan rileks

7.       Anjurkan untuk mengurangi aktivitas
R: klien kooperatif dan sedikit rileks dengan mengurangi aktivitas
Jam 13.00

Subjektif:
P= Nyeri bertambah jika bergerak
Q= Nyut nyutan
R= inguinalis kiri
S= Nyeri sedang (5)
T= Nyeri hialng datang, datang setiap 5 detik dalam 1 jam sekali dan hilang setelah disuntik

Objektif:
1.       Klien masih meringis
2.       Tanda tanda vital
TD= 110/70 mmhg
RR= 17x/menit
N= 62 x/menit

A = masalah belum teratasi, tingkat ketergantungan sebagaian

P= Intervensi dilanjutkan dengan implementasi 2,5,6,7



2
31 jan 2012
07.00





08.45




09.15



10.00




11.00

1.       Mengobservasi  repon fisik, gelisah dan tanda vital
R: klien mengatakan apakah pasien bisa sembuh dgn penyakitnya, TD= 120/80mmhg, RR= 17x/menit, N=65 x/menit

2.       Dorong pernyataan takut,  cemas, berikan umpan balik
R: Klien kooperatif, cemas sedikit berkurang

3.       Berikan informasi akurat, nyata tentang apa yang dilakukan
R: klien mengerti, cemas berkurang

4.       Ajarkan teknik relaksasi, visualisasi, latihan napas dalam
R: klien kooperatif, membantu menghilangkan cemas, klien tenang

5.       Ciptakan lingkungn yang tenang
R: Lingkungan yang tenang membantu pasien untuk beristirahat, Klien beristirahat
Jam 13.00

Subjektif:
Klien mengatakan masih cemas denagn penyakit dan pengobatannya

Objektif:
1.       Wajah cemas
2.       Cemas termasuk cemas ringan

Analisa:
Masalah keperawatan cemas belum teratasi, tingkat ketergantungan sebagian

Perencanaan:
Intervensi dilanjutkan dengan implementasi no 3,4,5

1
01 Feb 2012
07.30








08.15


08.45


10.00



11.00

1.       Kaji nyeri secara kompherensif
R: P=  Nyeri berkurang walau sedikit bergerak
    Q=  Nyut nyutan terasa samar
    R=  Nyeri samar di inguinal kiri
    S= Nyeri ringan (2)
    T= Nyeri datang sesekali, tiap ± 1 jam nyeri   berlangsung 2 detik hilang setelah disuntik

2.       Ajarkan teknik napas dalam
R: klien kooperatif dan rileks

3.       Anjurkan untuk mengurangi aktivitas
R: klien kooperatif dan rileks

4.       Observasi TTV
R: TD= 110/70 mmHg, RR= 16x/menit, ND= 62x/menit, S-= 36,2C

5.       Melakukan tindakan injeksi ketorolac 2 x 30mg iv
R: tidak menunjukkan adanya alergi



.
Jam 13.00

Subjektif:
P = Nyeriberkurang
Q= nyut nyutan terasa samar
R= nyeri samar di inguinalis kiri
S=Nyeri ringan (2)
T= Nyeri datang sesekali tiap± 1 jam, nyeri berlangsung 2 detik hilang setelah disuntik

Objektif:
1.       Skala nyeri sedang (2)
2.       Klien rileks

Analisa:
Masalah keperawatan nyeri teratasi sebagian, tingkat ketergantungan sebagian

Perencanaan:
Interv ensi dilanjutkan no 1,2,4,5



2
01 Feb 2012
09.00



09.15




09.25

1.       Berikan informasi akurat, nyata tentang apa yang dilakukan
R: Klien mengerti dan paham,  cemas hilang

2.       Ajarkan teknik reklaksasi, visualisasi dan latihan napas dalam
R: klien kooperatif,, mengikuti dan rileks

3.       Ciptakan lingkungan yang tenang
R: Lingkungna yang tenang membantu klien beristirahat
Jam 13.00
Subjektif :
Klien mengatakan tidak cemas lagi karena sudajh tahu pengobatannya

Objektif:
Ekspresi wajah rileks dan tenang

Analisa:
Masalah keperawatan cemas teratasi, tingkat ketergantungan sebagian

Perencanaan:
Intervensi dihentikan, manajemen cemas teratasi



ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
POST OPERASI HERNIA DI RUANG BEDAH
RSUD PEMANGKAT

A.      Pengkajian
Nama                                                    : Tn. A
Umur                                                    : 46 tahun
Jenis Kelamin                                     : Laki-laki
Pendidikan                                         : SMP
Pekerjaan                                           : Petani
Status Perkawinan                          : Kawin
Agama                                                  : Protestan
Suku                                                      : Dayak
Alamat                                                  : Desa Pak Laheng
No CM                                                  : 12-45-56
Bangsal/bed                                       : Kenanga (Bedah) / ZP3
Tanggal masuk                                  : 29 Januari 2012
Tanggal Pengkajian                         : 31 Januari 2012
Daignosa Medis                                                : Hernia scrotalis

Penanggung Jawab        
Nama                                                    : Ny.R
Umur                                                    : 45 tahun
Pekerjaan                                           : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan pasien            : Istri

B.      Riwayat Kesehatan Pasien
1.       Riwayat Penyakit saat ini
Terdapat benjolan di skrotum kiri, benjolan menetap, kadang-kadang sakit saat BAK, nyeri di daerah inguinal.
P             : Nyeri bertambah jika bergerak
Q             : Nyut seperti di iris-iris
R             : Nyeri di daerah abdomen kiri bawah
S              : Skala nyeri 4 (sedang)
T              : Nyeri di rasa 5-10 menit saat bergerak dan beraktifitas hilang setelah di suntik,keadaan umum pasien lemah ,klien berhati-hati dalam bergerak karena nyeriluka akibat pembedahanakibat pembedahan terdapat luka sepanjang 6 cm dengan 6 jahitan diabdomen kiri, kondisi luka tampak bersih dan kering, klien menjalani operasi pada tanggal 2 februari 2012 .
2.       Riwayat masa lalu
Pasien tidak pernah mengalami hernia sebelumnya.
3.       Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang menderita hernia.


Genogram



 













Keterangan :
Laki-laki                                =
Perempuan                        =
Laki-laki meninggal          =
Perempuan meninggal  =
Pasien                                   =



C.      Data Biologis

1.       Pola Nutrisi
SMRS            : Pasien makan 3x sehari dengan porsi normal dihabiskan
MRS               : Pasien sedang menjalani diit bebas
2.       Pola Minum
SMRS            : Pasein minum 7-8 gelas/ hari
MRS               : Pasien minum 7-8 gelas/hari
3.       Pola Eliminasi
SMRS            : BAK lancar 5-6 x/hari, 1x BAB
MRS               : terpasang kateter setelah operasi, urinnye : 1500 cc/24 jam
4.       Pola Istiraha tidur
SMRS            : Pasien tidur 8 jam/hari
MRS               : Pasien tidur 8 jam/hari, kebiasaan tidur pasien menggunakan bantal.
5.       Pola Aktivitas
SMRS            : Pasien melakukan aktivitas secara mandiri
MRS               : Pasien melakukan aktivitas di bantu oleh keluarganya dalamberaktivitas karena merasakan nyeri setelah operasi… tingkat mobilitas (2)
6.       Pola Kebersihan
SMRS            : Pasien mandi 2x/hari, menggosok gigi 2x/hari
MRS               : Pasien mandi 1x/2hari, menggosok gigi 2x/hari
7.       Pola oksigenasi
SMRS            : Pasien bernapas dengan normal
MRS               : Pasien bernapas normal tidak ada riwayat sesak napas

D.      Pemeriksaan Fisik
1.       Keadaan  Umum      : Lemah
2.       Kesadaran                   : Compos mentis, GCS= 15 (E=4, M=6, V=5)
3.       Tanda-tanda vital     :
e.      Tekanan darah  = 120/80 mmHg
f.        Respirasi              = 18x/menit
g.       Nadi                       = 66x/menit
h.      Suhu                      = 36,5C
4.       Kepala
Inspeksi       : Bentuk simetris, ada sedikit ketombe, rambut hitam
Palpasi          : Tidak ada lesi dan nyeri tekan
5.       Mata
Inspeksi       : Konjungtiva merah muda, pupil isokor, sklera putih, tidak ada sekret
Palpasi          : tidak ada nyeri tekan
6.       Telinga
Inspeksi       : Bentuk simetris, terdapat sedikit serumen, pendengaran baik
7.       Mulut
Inspeksi       : Bentuk simetris, gigi tampak kuning, tidak ada sariawan
8.       Leher
Inspeksi       : Tidak ada pembenjolan, warna kulit normal
Palpasi          : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid, vena jugularis teraba
9.       Thoraks
c.       Paru-paru
Inspeksi                               : respirasi normal,bentuk dada simetris
Palpasi                  : vocal fremitus sama, tidak ada nyeri tekan
Perkusi                 : bunyi resonan
Auskultasi           : normal
d.      Jantung
Inspeksi                               : ictus cordis tidak terlihat, bentuk dada simetris
Palpasi                  : ictus cordis tidak teraba, tidak ada pembesaran jantung
Perkusi                                 : bunyi dullnes
Auskultasi           : S1 dan S2 tunggal


10.   Abdomen
Inspeksi       : Bentuk simetris pada 4kuadran, terdapat 6 jahitan dengan panjang 7 cm,   tidak ascites, luka jahitan di inguinal kiri,
Auskultasi   : Bising usus 12x/menit
Palpasi          : tidak
Perkusi         :
11.   Genitalia
Inspeksi       : benjolan hilang, terpasang kateter,daerahginetalia bersih dan tidak ada  tanda-tanda infeksi
Palpasi          : ada nyeri tekan
12.   Integumen
Inspeksi       : Kulit sawo matang, turgor kulit baik
13.   Ekstermitas



 
Dekstra                                                        Sinistra


E.       Data Psikologi
1.       Status Emosi
Pasien dapat mengendalikan emosinya dengan baik walau sedikit cemas.
2.       Konsep diri
Konsep diri menurun karena sakit
3.       Gaya Komunikasi
Menggunakan bahsa verbal, tidak ada hambatan selama wawancara dan terbuka
4.       Pola Interaksi
Interaksi klien dengan keluarga dan klien berjalan dengan baik
5.       Pola koping
Pola kopig tidak adekuat karena penyakit yang diderita.

F.       Data sosial
1.       Pekerjaan dan Pendidikan
Pasien sebagai tani dan hanya tamat SMP
2.       Hubungan sosial
Klien sebagai seorang bapak dan seorang suami diri seorang istri dan berhubungan baik dengan keluarga dan tetangga.
3.       Gaya Hidup
Gaya hidup pasien sederhana dan biasa-biasa saja.

G.     Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan
Nilai
Normal
SGOT
24
Lk = 8-37, Pr = 8-31
SPGT
19
Lk= 8-40, pr = 6-31
Urea S
25 mg/dl
 10-50mg/dl
Kreatinine
0,9 mg/dl
Lk= 0,5-1,1  Pr= 0,5-0,9 mg/dl
Glukosa sewaktu
225 mg/dl
180 mg/dl
Leukosit
10,3 µL

Eritrosit
3,28 µL

Hb
10,3 g/dl
Lk= 14-16 g/dl, Pr= 12-14 g/dl
Hematokrit
32,0 %
Lk= 40-50 %, Pr= 36-46 %
Trombosit
224 µL

MCV
94,6 FL

MCHC
32,2 g/dl

MCH
31,4 pg



H.      Terapi Pengobatan
1.       IVFD RL                         20 tpm
2.       Ranitidin                      2 x 50 mg
3.       Ketorolac                     2 x 30 mg
4.       Tranex                          2 x 250mg
5.       Metronidazole          2 x 500mg






ANALISA DATA
No
Data Fokus
Etiologi
Masalah
1.
DS: klien mengatakan nyeri pada luka operasi
P = nyeri bila bergerak
Q = nyeri seperti di iris-iris
R = inguinal kiri
S = nyeri sedang (skala 4)
T= nyeri hilang datang,datang setiap 5 menit dan hilang setelah di suntik.

DO:
Klien tampak meringis
Skala nyeri (4)
Terdapat luka operasi sepanjang 7 cm dengan 6 jahitan
Post op hari pertama

           tindakan pembedahan


 
 terputusnya kontuinitas jaringan kulit


 
meransang syaraf perifer
 

mengaktifkan saraf neurotransmitter
        
            bradikinin dan serotonin

 impuls di teruskan ke hypotalamus

nyeri di persepsikan
 
nyeri
2.
DS: - Px mengatakan sulit untuk bergerak karena nyeri
DO: - aktifitas klien di  bantu keluarga
-TD: 120/ 80
N: 65x/menit

luka operasi


 
nyerei saat beraktivitas


 
aktifitas di bantu


 
hambatan mobilitas fisik
Hambatan mobilitas fisik
3.
DS : -Px mengatakan ada luka operasi di daerah inguinalis
DO : - terdapat luka operasidengan panjang 7 cm dengan 6 jahitan
Kondisi luka bersih dan kering
Proses pembedahan

luka operasi

terputusnya kontuinitas jaringan

integritas kulit terganggu
Kerusakan integritas kulit

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
NO
Diagnosa Keperawatan
Tanggal Masalah
Paraf
Muncul
Teratasi
1
-          Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan sekunder efek dari pembedahan yg di tandai dengan
DS:
-          P: nyeri bertambah jika bergerak
-          Q: nyeri seperti di iris-iris
-          R: inguinal kiri
-          S: sedang (skala 4)
-          T: nyeri dirasakan 5-10 menit setelah beraktivitas dan hilang setelah di suntik
DO:
-          Klien tampak meringis saat bergerak
-          Skala nyeri 4
-          Luka operasi dengan panjang 7 cm dengan 6 jahitan
-          Ttv:
TD: 120/ 80 mmHg
RR: 17x/ menit
N:    65x/menit

31 Januari 2012


2.
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka operasi saat beraktivitas yang d tandai dengan
DS:
-          Klien mengatakan nyeri di daerah abdomen bekas operasi saat bergerak
DO:
-          Aktifitas klien di bantu oleh keluarga
-          Klien meringis pada saat bergerak
-          Tingkat mobilitas 2
-          TTV
TD: 120/ 80 mmHg
ND: 65x/ menit
31 Januari 2012


. 3.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek luka pembedahan yg di tandai dengan:
DS:
-          Klien mengatakan ada luka operasidi daerah abdomen kiri bawah
DO:
-          Terdapat luka operasi sepanjang 7 cm dengan 6 jahitan




RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No.
NOC dan NGO
NIC dan AMH
Rasionalisasi
1.
NOC
Nyeri berkurang smpai dengan hilang
NGO
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 X 24 di harapkan nyeri berkurang sampai dengan hilagng dengan KH:
-         Klien mengatakan nyeri berkurang sampai dengan hilang
-         Ekspresi wajah rileks
-         Skala nyeri 0-1
-         TTV dalam batas normal

NIC
Menejemen nyeri
AMH
·      GUIDENCE
1.      Kaji nyeri secara komoprehensif, ( lokasi, durasi, frekuensi)
2.      Observasi reaksi non verbal dan ketidak nyamanan
·      SUPPORT
1.      Beri posisi nyaman
2.      Anjurkan untuk mengurangi aktifitas
·         TEACHING
1.      Ajarkan tehnik relaksai nafas dalam
2.      Jelaskan jika nyeri timbul laporkan kpd staf perawat
·ENVIRONMENT
1.      Ciptakan lingkungan yang tenang
COLLABORATION
1.      Kolaborsi dgn dokter dalam pemberian terapi analgetik




1.      Memberikan informasi untuk melanjutkan intervensi
2.      Mengetahui tingkat kenyamanan klien
1.      Posisi nyaman membantu mengurangi nyeri
2.      aktivitas Membantu bernafas secara efektif
1.      mengalihkan fokus perhataian terhadap nyeri, mengurangi spasme otot
2.      memberi kesempata analgetik
1.      lingkungan yang tenang memberikan kenyamanan klien
1.      analgetik mengurangi nyeri
2.
NOC
Hambatan mobilitis fisik tidak terjadi
NGO
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam, hambatan mobilitas fisik tidak terjadi dengan KH:
-         Klien bisa beraktifitas mandiri secara bertahap
-         Wajah klien tenang /tidakcemas

NIC
Menejemen mobilitas
AMH
·      GUIDANCE
1.      Kaji kebutuhan akan bantuan
·      SUPPORT
2.      Berikan posisi yang nyaman
·      TEACHING
3.      Ajarkan klien untuk menjaga luka agar tetap kering
·      ENVIRONMENT
4.      Ciptakan lingkungan yang tenang
·      COLLABORATION
5.      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy analgetik





1.      Unutuk menilai tingkat mobilitas dan sejauh mana pasien memerlukan bantuan
2.      Menentukan tingkat ketergantungan pasien
3.      Agar luka cepat bersih dan sembuh
4.      Memudahkan klien untuk beraktifitas
5.      Analgetik mengurangi nyeri


3.
-          NOC
Integritas kulit kembali normal
NGO
Setelah di lakukan tindakan 3x24 jam integritas kulit kembali adekuat dengan KH:
-          Tidak ada tanda_tanda infeksi
-          Luka tampak kering
NIC
Manajemen integritas kulit
-          Guidance
1.   Kaji kondisi luka dari tanda peradangan
-          Support
2.   Rawat luka dengan anti septic
-          Teaching
3.   Ajar klien dan keluarga untuyk menjaga agar area luka tetap bersih dan kering
-          Environment
4.   Ciptakan suasana yang kondusif
-          Collaboration
5.   Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian anti biotik





1.      Adanya tanda peradanagan memandakan luka belum baik
2.      Perawatan luka yang tepat mencegah penyebaran infeksi
3.      Untuk mempercepat penyembuhan luka
4.      Menurunkan ansietas sehingga klien dapat kooperatif
5.      Antibiotic membantu penyembuhan luka dan menmcegah infeksi








           BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Hernia adalah penonjolan sebuah organ atau struktur melalui mendeteksi di dinding otot perut. Hernia umumnya terdiri dari kulit dan subkutan meliputi jaringan, sebuah peritoneal kantung, dan yang mendasarinya visera, seperti loop usus atau organ-organ internal lainnya.

Hernia kongenital disebabkan oleh penutupan struktural cacat atau yang berhubungan dengan melemahnya otot-otot normal. Hernia diklasifikasikan menurut lokasi di mana mereka muncul. Sekitar 75% dari hernia terjadi di pangkal paha. Ini juga dikenal sebagai hernia inguinalis atau femoralis. Sekitar 10% adalah hernia ventral atau insisional dinding abdomen, 3% adalah hernia umbilikalis. Jenis lain dapat mencakup hiatus hernia dan diafragmatik hernia.


B. Saran

Berdasakan simpulan diatas maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan yang ada kaitannya dengan masalah hernia. Adapun saran yang penulis sampaikan adalah diharapkan agar pembaca melatih penguatan otot yang mungkin dapat membantu. Menjaga berat badan normal, sehat secara fisik, dan menggunakan teknik mengangkat yang tepat dapat mencegah herniasi. Awal pengakuan dan diagnosis herniasi sangat membantu dalam pencegahan tercekik. Setelah herniasi terjadi, individu harus mencari perhatian medis dan menghindari mengangkat dan tegang, yang berkontribusi pada cekikan.






DAFTAR PUSTAKA
Selekta Kedokteran. Edisi II. Medica Aesculaplus FK UI. 1998.
              Hal.313 )
            Keperawatan Medikal Bedah. Swearingen. Edisi II. EGC. 2001
Keperawatan Medikal Bedah. Charlene J. Reeves, Bayle Roux, Robin Lockhart.    Penerjemah Joko Setyono. Penerbit Salemba  Media. Edisi I. 2002.)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar