TUGAS KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH
“ Konsep Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Hernia “
Disusun
Oleh :
ANDRI
A7.11.06.005
HELEN OCTARI
A7.11.06.038
YAYAN TRISNO
A7.11.06.100
POLTEKKES KEMENKES KESEHATAN PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
2011/201
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan keHadirat Tuhan yang Maha
Esa, yang telah memberikan Rahmad dan KaruniaNya sehingga kelompok dapat
menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal Bedah ini dengan judul “Hernia”.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan
mata kuliah khususnya tentang “Keperawatan Medikal Bedah”.
Selama penulisan makalah ini, kelompok banyak menemukan
hambatan dan kesulitan. Maka pada kesempatan ini, kelompok ingin menyampaikan
penghargaan dan terimakasih kepada :
1.
Allah SWT, yang karna berkat dan
rahmatNya-lah Makalah Keperawatan
Medikal Bedah dengan judul “Hernia”.
2. Dosen yang memberikan mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah
3. Staf
Pendidikan dan perpustakaan Keperawatan Singkawang
4. Orang
tua dan teman-teman yang telah memberikan banyak dorongan dan bantuan sehingga
dapat terselesaikan makalah ini.
Kelompok menyadari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki, oleh karena itu kelompok sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kelompok berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca khususnya dan tenaga keperawatan pada umumnya.
Singkawang, Oktober 2012
Penulis
DARTAR
ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan............................................................................................................. 2
C.Sistematika Penulisan...................................................................................................... 3
BAB II
A. Pembahasan
1. Definisi Hernia................................................................................................................ 5
2. Klasifikasi ....................................................................................................................... 5
3.Etiologi............................................................................................................................. 6
4.Tanda dan gejala............................................................................................................... 6
5.Patofisiologi...................................................................................................................... 7
6.. Komplikasi .................................................................................................................... 8
7.Pemeriksaan
Diagnostik................................................................................................... 8
8.Penatalaksanaan Medis..................................................................................................... 10
B.Asuhan
Keperawatan....................................................................................................... 11
A. Penkajian........................................................................................................................ 11
B. Riwayat kesehatan.......................................................................................................... 11
C. Genogram....................................................................................................................... 12
D. Data Biologis................................................................................................................. 13
E.
Pemeriksaan Fisik............................................................................................................
15
F.Data Psikologi.................................................................................................................. 16
G.Data Sosial....................................................................................................................... 16
H.Pemeriksaan Penunjang................................................................................................... 17
I.Terapi Pengobatan........................................................................................................
21
Analisis data .................................................................................................................. 21
Daftar Masalah
Keperawatan.............................................................................................. v
Rencana
Asuhan Keperawatan……………………………………………………………
Catatan
Perkembangan……………………………………………………………………
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
dan Saran……………………………………………………………………….
Daftar
Pustaka………………………………………………………………………………..
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI HERNIA
Hernia adalah keluarnya isi
tubuh (biasanya abdomen) melalui defek atau bagian terlemah dari dinding rongga
yang bersangkutan.
Hernia
Inguinal adalah menonjolnya isi suatu rongga yang melalui annulus inguinalis
yang terletak di sebelah lateral vaso epigastrika inferior menyusuri kanal
inguinal dank e luar ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus.
Hernia Inguinal adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari
tempatnya yang normal melalui sebuah detek konginital.
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau
struktur organ dan tempatnya yang normal melalui sebuah defek kongenital atau
yang didapat (Kapita Selekta Kedokteran. Edisi II. Medica Aesculaplus FK UI.
1998.
Hal.313
)
Hernia adalah suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu
rongga melalui lubang (Keperawatan Medikal Bedah. Swearingen. Edisi II. EGC.
2001.)
Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau
struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian
tersebut (Keperawatan Medikal Bedah. Charlene J. Reeves, Bayle Roux, Robin
Lockhart. Penerjemah Joko Setyono. Penerbit Salemba Media. Edisi I.
2002.)
2. KLASIFIKASI
A.
Berdasarkan terjadinya dibagi menjadi:
1) Hernia
congenital / bawaan.
2) Hernia
akuisita.
B. Berdasarkan
sifatnya hernia di bagi menjadi:
1) Hernia
reponible yaitu bila isi hernia dapat di masukkan kembali. Usus keluar bila
berdiri atau mengedan dan masuk lagi bila berbaring atau di dorong masuk. Tidak
terdapat keluhan atau gejala obstruksi.
2) Hernia
ireponible yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat di kembalikan kedalam
rongga, hal ini di sebabkan perlengketan isi usus pada peritoneum kantong
hernia. Tidak ada keluhan nyeri atau tanda sumbatan khusus.
C. Berdasarkan
isi hernia di bagi menjadi:
1) Hernia
adipose yaitu hernia yang isinya jaringan lemak.
2) Standing
hernia yaitu hernia yang isinya kembali sebagian dari dinding kantong hernia.
3) Hernia
litter, hernia inkaserata/ strangulasi yang sebagian dinding ususnya terjepit
kedalam cincin hernia.
D. Berdasarkan
macam hernia:
1) Inguinalis
Indirect
Batang usus melewati cincin abdomen
dan mengikuti saluran sperma masuk ke dalam kanalis inguinalis.
2) Inguinalis
Direct
Batang usus melewati dinding inguinal
bagian posterior.
3) Femoral
Batang usus melewati femoral ke bawah
ke dalam kanalis femoralis.
4) Umbilikal
Batang usus melewati cincin
umbilikal.
5) Insicional
Batang usus atau organ lain menonjol
melalui jaringan perut yang lemah.
E.
ETIOLOGI
Hal
yang mengakibatkan hernia adalah:
a. Kelemahan
abdomen
Lemahnya dinding abdomen bisa di
sebabkan karena cacat bawaan atau keadaan yang di dapat sesudah lahir dan usia
dapat mempengaruhi kelemahan dinding abdomen (semakin bertambah usia dinding
abdomensemakin lemah).
b. Peningkatan
Tekanan Intra Abdomen
Mengangkat benda berat, batuk kronis
kehamilan, kegemukan dan gerak badan yang berlebih.
c. Bawaan
Sejak Lahir
Pada usia kehamilan 8 bulan terjadi
penurunan testis melalui kanalis inguinal menarik peritoneus dan di sebut
plekus vaginalis, peritoneal hernia karena canalis inguinal akan tetap menutup
pada usia 2 bulan.
d. Kebiasaan
Mengangkat Benda yang Berat (heavy lifting)
e. Kegemukan
(marked obesity
f.
Batuk
g. Terlalu
Mengejan Saat Buang Air Kecil/Besar
h. Ada
Cairan di Rongga Perut (ascites)
i.
Peritoneal Dialysis
j.
Ventriculoperitoneal Shunt
k. Penyakit
Paru Obsrtuksi Kronis (PPOK)
l.
Riwayat Keluarga Ada yang Menderita Hernia.
F.
TANDA
DAN GEJALA
Hernia
Reponible:
a. Pasien
merasa tidak enak di tempat penonjolan.
b. Ada
penonjolan di salah satu lokasi abdomen misalnya inguinal, femoralis dan
lain-lain. Benjolan timbul saat mengejan BAB, mengangkat beban berat ataupun
saat aktivitas berat dan hilang pada waktu istirahat baring.
c. Kadang-kadang
perut kembung.
d. Apabila
terjadi perlengketan pada kantung hernia dan isi hernia maka tidak dapat di masukkan
lagi (ireponible).
Hernia
Inkarserata
a. Adanya
gambaran obstruksi usus di mana pasien mengalami obstipasi, muntah, tidak
flatus, perut kembung dan dehidrasi.
b. Terjadi
gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa.
c. Bila
leleah terjai strangulasi. Pasien mengalami nyeri hebat di daerah hernia,
dimana nyeri menetap karena rangsangan peritoneum. Pada pemeriksaan local di
temukan benjolan yang tidak dapat di masukkan lagi di sertai nyeri tekan dan
tergantung keadaan isi hernia.
d. Dapat
di jumpai tanda peritonitis atau terjadi abses local, kedaan ini merupakan
gawat garurat dan memerlukan pertolongan segera.
Tanda dan Gejala yang Lain di temui:
a.
Tanpa keluhan ( asimtomatis)
b.
Daerah hernia agak menonjol, bertambah besar
terutama saat berdiri.
c.
Adanya nyeri dan demam. Yang membedakan
strangulated hernias dengan incarcerated hernias.
d.
Nyeri mendadak pada tempat hernia.
e.
Nyeri abdomen generalisata.
f.
Terjadi pada bagian proksimal dan sering
terletak di umbilicus.
g.
Mual muntah.
h.
Hernia tegang, nyeri tekan.
G. PATOFISIOLOGI
Defek pada dinding otot mungkin kongenital karena melemahkan
jaringan atau ruang luas pada ligamen inguinal atau dapat disebabkan oleh trauma. Tekanan intra abdominal paling
umum meningkat sebagai akibat dari kehamilan atau kegemukan. Mengangkat berat
juga menyebabkan peningkatan tekanan, seperti pada batuk dan cidera traumatik
karena tekanan tumpul. Bila dua dari faktor ini ada bersama dengan kelemahan
otot, individu akan mengalami hernia.
Hernia inguinalis indirek, hernia ini terjadi melalui cincin
inguinal dan melewati korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumya
terjadi pada pria dari pada wanita.
Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat
menjadi sangat besar dan sering turun ke skrotum.
Hernia inguinalis direk, hernia ini melewati dinding abdomen
di area kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan
femoralis indirek. Ini lebih umum pada lansia. Hernia inguinalis direk secara
bertahap terjadi pada area yang lemah ini karena defisiensi kongenital.
Hernia femoralis, hernia femoralis terjadi melalui cincin
femoral dan lebih umum pada wanita dari pada pria. Ini mulai sebagai penyumbat
lemak di kanalis femoralis yang membesar dan secara bertahap menarik peritonium
dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masuk ke dalam kantung. Ada
insiden yang tinggi dari inkar serata dan strangulasi dengan tipe hernia ini
Hernia embilikalis, hernia imbilikalis pada orang dewasa
lebih umum pada wanita dan karena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya
terjadi pada klien gemuk dan wanita multipara
Hernia umbilicalis terjadi karena kegagalan orifisium
umbilikal untuk menutup
Bila tekanan dari cincin hernia (cincin dari jaringan otot
yang dilalui oleh protusi usus) memotong suplai darah ke segmen hernia dari
usus, usus menjadi terstrangulasi. Situasi ini adalah kedaruratan bedah karena
kecuali usus terlepas, usus ini cepat menjadi gangren karena kekurangan suplai
darah
Pembedahan sering dilakukan terhadap hernia yang besar atau
terdapat resiko tinggi untuk terjadi inkarserasi. Suatu tindakan herniorrhaphy
terdiri atas tindakan menjepit defek di dalam fascia. Akibat dan keadaan post
operatif seperti peradangan, edema dan perdarahan, sering terjadi pembengkakan
skrotum. Setelah perbaikan hernia inguinal indirek. Komplikasi ini sangat
menimbulkan rasa nyeri dan pergerakan apapun akan membuat pasien tidak nyaman,
kompres es akan membantu mengurangi nyeri.
Pathways
6.
KOMPLIKASI
a.
Ileus
b.
Terjadi peningkatan antara isi hebura dengan
dinding kartona hernia, sehingga isi hernia tidak dapat di masukkan kembali.
c.
Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat
makn bertambah/ banyaknya usus yang masuk.
d.
Bila inkaserata di biarkan maka akan timbul
edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis.
(Kapita Selekta
Kedokteran).
7.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik yang dapat di lakukan pada pasien
hernia adalah:
a.
Lab Darah: Hematology rutin, BUN, Kreatinin, dan
Elektrolit Darah.
b.
Radiologi, foto abdomen dengan kontras barium,
flouroskopi.
8.
PENATALAKSANAAN
MEDIS
1.
Terapi konservatif pada hernia reponible
dilakukan tekanan secara terus menerus pada benjolan seperi dengan bantal
pasir, pasien tidur pada posisi supine antitrendernburg atau memakai korset.
2. Terapi
pembedahan dapat di lakukan herniotomi dan herniografi (menjahit kantong
hernia). Tindakan pembedahan lebih efektif pada hernia reponible karena di
kawatirkan terjadi komplikasi. Kondisi usus harus di perhatikan pada hernia
inkarserata atau strangulate, bila terjadi nekrosis harus di reseksi. Metode
pembedahan antara lain:
Perbaikan Bassini:
Kantung indirect di buka, di periksa dan diligasi. Bagian dasar inguinalis di perkuat
dengan menjahit fascia transversalis pada ligamentum inguinalis di belakang
funikulus.
Ligalisi tinggi kantong
hernia: Merupakan tindakan padahernia inguinalis pada bayi dan anak.
Perbaikan shoudice: Fascia transversal di bagi
secara longitudinal dan kedua lembaran di imbrikasi pada ligamentum inguinal.
Perbaikan di perkuat dengan menjahit musculus obliges internus dan conjoined
tendon pada opneurosisi obligustrenus, untuk hernia direk dan indirek.
Pada inkontabilitas, maka di usahakan agar isi
hernia di masukkan kembali. Pada penderita istirahat baring dan di puasakan
atau mendapat diit halus. Herniatomi (memotong hernia), Herniorapi (menjahit
kantung hernia) tetapi disritmik adalah pembedahan, kantung hernia tidak pevil
di eksisi tetapi cukup di kembalikan ke dalam rongga perut.
(Kapita Selekta Kedokteran).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.A DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
PRE HERNIA DI RUANG BEDAH
RSUD PEMANGKAT
A.
Pengkajian
Nama :
Tn. A
Umur :
46 tahun
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Pendidikan :
SMP
Pekerjaan :
Petani
Status Perkawinan :
Kawin
Agama :
Protestan
Suku :
Dayak
Alamat :
Desa Pak Laheng
No CM :
12-45-56
Bangsal/bed :
Kenanga (Bedah) / ZP3
Tanggal masuk :
29 Januari 2012
Tanggal Pengkajian :
31 Januari 2012
Daignosa Medis :
Hernia scrotalis
Penanggung Jawab
Nama :
Ny.R
Umur :
45 tahun
Pekerjaan :
Ibu rumah tangga
Hubungan
dengan pasien : Istri
B.
Riwayat
Kesehatan Pasien
1.
Riwayat
Penyakit saat ini
Terdapat benjolan di
skrotum kiri, benjolan menetap, kadang-kadang sakit saat BAK, nyeri di daerah
inguinal.
P : Nyeri bertambah jika bergerak
Q : Nyut nyutan
R : Inguinal kiri
S : Skala nyeri 5 (sedang)
T : Nyeri hilang datang, nyeri
timbul selama 5 detik setiap 1 jam dan hilang setelah disuntik.
2.
Riwayat
masa lalu
Pasien tidak pernah
mengalami hernia sebelumnya.
3.
Riwayat
kesehatan keluarga
Keluarga pasien tidak ada
yang menderita hernia.
Genogram
Keterangan :
Laki-laki =
Perempuan =
Laki-laki meninggal =
Perempuan meninggal =
Pasien =
C.
Data
Biologis
1.
Pola
Nutrisi
SMRS : Pasien makan 3x sehari dengan
porsi normal dihabiskan
MRS : Pasien makan 3x sehari dengan porsi dari RS dan
dihabiskan
2.
Pola
Minum
SMRS : Pasein minum 7-8 gelas/ hari
MRS : Pasien minum 7-8 gelas/hari
3.
Pola
Eliminasi
SMRS : BAK lancar 5-6 x/hari, tidak
mengalami BAB
MRS : BAK lancar 5-6 x/hari, BAB 1x/hari
4.
Pola
Istiraha tidur
SMRS : Pasien tidur 8 jam/hari
MRS : Pasien tidur 8 jam/hari, kebiasaan tidur pasien
menggunakan bantal.
5.
Pola
Aktivitas
SMRS : Pasien melakukan aktivitas secara
mandiri
MRS : Pasien melakukan aktivitas
memerlukan bantuan untuk memegang infusnya.
6.
Pola
Kebersihan
SMRS : Pasien mandi 2x/hari, menggosok
gigi 2x/hari
MRS : Pasien mandi 1x/2hari, menggosok gigi 2x/hari
7.
Pola
oksigenasi
SMRS : Pasien bernapas dengan normal
MRS : Pasien bernapas normal tidak ada riwayat sesak napas
D.
Pemeriksaan
Fisik
1.
Keadaan Umum :
Lemah
2.
Kesadaran : Compos mentis, GCS= 15
(E=4, M=6, V=5)
3.
Tanda-tanda
vital :
a.
Tekanan
darah = 120/80 mmHg
b.
Respirasi = 17x/menit
c.
Nadi = 65x/menit
d.
Suhu = 36,3⁰C
4.
Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris, ada sedikit ketombe,
rambut hitam
Palpasi : Tidak ada lesi dan nyeri tekan
5.
Mata
Inspeksi : Konjungtiva merah muda, pupil isokor,
sklera putih, tidak ada sekret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6.
Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, terdapat sedikit
serumen, pendengaran baik
7.
Mulut
Inspeksi : Bentuk simetris, gigi tampak kuning,
tidak ada sariawan
8.
Leher
Inspeksi : Tidak ada pembenjolan, warna kulit
normal
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
dan tiroid, vena jugularis teraba
9.
Thoraks
a.
Paru-paru
Inspeksi : respirasi
normal,bentuk dada simetris
Palpasi : vocal fremitus sama, tidak
ada nyeri tekan
Perkusi : bunyi resonan
Auskultasi : normal
b.
Jantung
Inspeksi : ictus cordis
tidak terlihat, bentuk dada simetris
Palpasi : ictus cordis tidak teraba,
tidak ada pembesaran jantung
Perkusi : bunyi dullnes
Auskultasi : S1 dan S2 tunggal
10.
Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ascites, ada benjolan
di inguinal kiri, tidak ada lesi
Auskultasi : Bising usus 6x/menit
Palpasi : nyeri tekan pada benjolan di
inguinal kiri
Perkusi : suara timpani
11.
Genitalia
Inspeksi : ada benjolan di skrotum kiri, benjolan
menetap, konsistensi kenyal
Palpasi : ada nyeri tekan
12.
Integumen
Inspeksi : Kulit sawo matang, turgor kulit baik
13.
Ekstermitas
Dekstra Sinistra
E.
Data
Psikologi
1.
Status
Emosi
Klien cemas, selalu
bertanya dengan perawat apakah bisa sembuh dan penyakitnya. Cemas klien
termasuk cemas ringan.
2.
Konsep
diri
Konsep diri menurun karena
sakit
3.
Gaya
Komunikasi
Menggunakan bahsa verbal,
tidak ada hambatan selama wawancara dan terbuka
4.
Pola
Interaksi
Interaksi klien dengan
keluarga dan klien berjalan dengan baik
5.
Pola
koping
Pola kopig tidak adekuat
karena penyakit yang diderita.
F.
Data
sosial
1.
Pekerjaan
dan Pendidikan
Pasien sebagai tani dan
hanya tamat SMP
2.
Hubungan
sosial
Klien sebagai seorang
bapak dan seorang suami diri seorang istri dan berhubungan baik dengan keluarga
dan tetangga.
3.
Gaya
Hidup
Gaya hidup pasien
sederhana dan biasa-biasa saja.
G.
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
|
Nilai
|
Normal
|
SGOT
|
24
|
Lk = 8-37, Pr = 8-31
|
SPGT
|
19
|
Lk= 8-40, pr = 6-31
|
Urea S
|
25 mg/dl
|
10-50mg/dl
|
Kreatinine
|
0,9 mg/dl
|
Lk= 0,5-1,1 Pr= 0,5-0,9 mg/dl
|
Glukosa sewaktu
|
225 mg/dl
|
180 mg/dl
|
Leukosit
|
10,3 µL
|
|
Eritrosit
|
3,28 µL
|
|
Hb
|
10,3 g/dl
|
Lk= 14-16 g/dl, Pr= 12-14 g/dl
|
Hematokrit
|
32,0 %
|
Lk= 40-50 %, Pr= 36-46 %
|
Trombosit
|
224 µL
|
|
MCV
|
94,6 FL
|
|
MCHC
|
32,2 g/dl
|
|
MCH
|
31,4 pg
|
|
H.
Terapi
Pengobatan
1.
IVFD
RL 20 tpm
2.
Ranitidin
2 x 50 mg
3.
Ketorolac 2 x 30 mg
4.
Tranex 2 x 250mg
5.
Metronidazole 2 x 500mg
ANALISA DATA
No
|
Data Fokus
|
Etiologi
|
Masalah
|
||||||
1.
|
DS:
P = nyeri bertambah bila bergerak
Q = nyut-nyutan
R = inguinal kiri
S = nyeri sedang
T= nyeri hilang datang,datang setiap 5 menit
dan hilang setelah di suntik.
DO:
Klien tampak meringis
Skala nyeri 5
|
penjepitan saraf diskus intervertebralis
mengaktifkan neuro transmitter
impuls dihantarkan ke hypotalamus
nyeri di persepsikan
|
nyeri
|
||||||
2.
|
DS:
- Px mengatakan apakah bisa sembuh dan penyakit yang di deritanya
DO:
- ekspresi wajah tampak cemas
-rasa ingin tahu pasien besar
-cemas klien cema ringan
-TD:
120/ 80
N:
65x/menit
|
Bronkhi terisi dengan mukosa yang kental
Peningkatan produksi sekret
Anorksia
Kebutuhan nutrisi < kebutuhan tubuh
|
Kebutuhan
Nutrisi < Kebutuhan tubuh
|
||||||
3.
|
DS : -Px mengatakan tidak mengerti mengenai
pengobatan penyakitnya
DO : - Px terlihat bingung
-
Px
banyak bertanya tentang proses penyakit
|
Tingkat pendidikan yang rendah
Tidak mengetahui proses dan pengobatan
penyakit
Kurang Pengetahuan
|
Kurangpengetahuan
|
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
NO
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tanggal Masalah
|
Paraf
|
|
Muncul
|
Teratasi
|
|||
1
|
-
Nyeri
akut berhubungan dengan penjepitan saraf diskus interfertebralis yang di
tandai dengan
-
Subjektiv
-
P:
nyeri bertambah jika bergerak
-
Q:
nyut-nyutan
-
R:
inguinal kiri
-
S:
sedang
-
T:
nyeri hilang datang, datang setia 5 detik dalam 1 jam sekali dan hilang
setelah di suntik
-
Objektif
-
Klien
tampak meringis saat bergerak
-
Skala
nyeri 5
-
Ttv:
TD: 120/ 80 mmHg
RR: 17x/ menit
N:
65x/menit
|
31 Januari 2012
|
|
|
2.
|
Cemas
berhubungan dengan kurang pengetahuan terhadap penyakit dan procedure
pengobatan yang d tandai dengan
-
Subjektiv
-
Klien
bertanya tentang penyakit yang di deritanya dengan cara pengobatannya
-
Ekspresi
wajah klien tampak cemas
-
Rasa
ingin tahu klien besar
-
Cemas
pasien ringan
-
TTV
TD: 120/ 80 mmHg
ND: 65x/ menit
|
31 Januari 2012
|
|
|
.
|
|
|
|
|
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No.
|
NOC dan NGO
|
NIC dan AMH
|
Rasionalisasi
|
1.
|
NOC
Nyeri
berkurang smpai dengan hilang
NGO
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2 X 24 di harapkan nyeri berkurang sampai dengan hilagng dengan KH:
-
Klien
mengatakan nyeri berkurang sampai dengan hilang
-
Ekspresi
wajah rileks
-
Skala
nyeri 0-1
-
TTV
dalam batas normal
|
NIC
Menejemen nyeri
AMH
·
GUIDENCE
1.
Kaji
nyeri secara komoprehensif, ( lokasi, durasi, frekuensi)
2.
Observasi
reaksi non verbal dan ketidak nyamanan
·
SUPPORT
3.
Beri
posisi nyaman
4.
Anjurkan
untuk mengurangi aktifitas
·
TEACHING
5.
Ajarkan
tehnik relaksai nafas dalam
6.
Jelaskan
jika nyeri timbul laporkan kpd staf perawat
·
ENVIRONMENT
7.
Ciptakan
lingkungan yang tenang
COLLABORATION
8.
Kolaborsi
dgn dokter dalam pemberian terapi analgetik
|
1. Memberikan informasi untuk melanjutkan
intervensi
2. Mengetahui tingkat kenyamanan klien
3. Posisi nyaman membantu mengurangi nyeri
4. aktivitas Membantu bernafas secara efektif
6. memberi kesempata analgetik
7. lingkungan yang tenang memberikan
kenyamanan klien
8. analgetik mengurangi nyeri
|
2.
|
NOC
Cemas
berkurang sampai hilang
NGO
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 X 30 menit, keluhan cemas berkurang dengan KH:
-
Klien
mengatakan sudah tau apa penyakitnya dan prosedur pengobatan
-
Wajah
klien tenang /tidakcemas
|
NIC
Menejemen cemas
AMH
·
GUIDANCE
1.
Obs
respon fisik, gelisah, Ttv
·
SUPPORT
2.
Dorong
pernyataan takut dan ansietas/ cemas berikan umpan balik
3.
Berikan
informasi akurat, nyata tentang apa yang di lakukan
·
TEACHING
4.
Ajarkan
tehnik relaksasi visualisasi, latihan nafas dalam
·
ENVIRONMENT
5.
Ciptakan
lingkungan yang tenang
·
COLLABORATION
6.
Berikan
obat sedatif misalka zeadepam
|
1.
Berguna
dalam evaluasi derajat asalah khususnya bila di bandingkan dengan pernyatan
verbal
2.
Membuat
hubungan terapeutik, membuat px menerima perasaan dan memberikan kesempatan
untuk memperjelas kesalahan konsep
3.
Melibatkan
pasien dalam rencana keperawatan dan menurunkan ansietas
4.
Belajar
cara untuk rileks dan dapat menurunkan takut dan cemas
5.
Lingkungan
yang tenang memberikan kenyamanan klien
6.
Sedatif
dapat digunakan kadang untuk menurunkan cemas dan meningkatkan istirahat
|
|
-
|
|
|
CATATAN KEPERAWATAN
DAN PERKEMBANGAN
No
|
Tanggal/ jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Paraf
|
1
|
31 Jan 2012
07.00
08.15
09.00
10.00
10.15
10.45
11.15
|
1.
Melakukan
pengkajian fisik
R:
kesadaran compos mentis , nyeri tekan di daerah inguinal kiri
2.
Observasi
TTV
R:
TD= 120/80 mmHg, N= 65x/menit, RR=
17x/menit, S= 36,3⁰C
3.
Jelaskan
jika nyeri timbul lapor ke staf perawat
R:
Klien mendengar dan nyeri hilang saat perawat memberi penghilang nyeri
(ketorolac 2x 30mg iv)
4.
Memberi
posisi yang nyaman
R:
klien merasa nyaman saat posisi telentang
5.
Kaji
nyeri secara komprehensif
R: P=
nyeri bertambah jika bergerak
Q= nyut nyutan
R= inguinalis kiri
S= skala sedang (%)
T=nyeri hilang datang,datang setiap 5 detik dlm 1 jam sekali dan hilang setelah
disuntik
6.
Ajarkan
teknik napas dalam
R:
klien kooperatif dan rileks
7.
Anjurkan
untuk mengurangi aktivitas
R:
klien kooperatif dan sedikit rileks dengan mengurangi aktivitas
|
Jam 13.00
Subjektif:
P= Nyeri
bertambah jika bergerak
Q= Nyut
nyutan
R=
inguinalis kiri
S= Nyeri
sedang (5)
T= Nyeri
hialng datang, datang setiap 5 detik dalam 1 jam sekali dan hilang setelah
disuntik
Objektif:
1.
Klien
masih meringis
2.
Tanda
tanda vital
TD=
110/70 mmhg
RR=
17x/menit
N= 62
x/menit
A = masalah
belum teratasi, tingkat ketergantungan sebagaian
P=
Intervensi dilanjutkan dengan implementasi 2,5,6,7
|
|
2
|
31 jan 2012
07.00
08.45
09.15
10.00
11.00
|
1.
Mengobservasi repon fisik, gelisah dan tanda vital
R:
klien mengatakan apakah pasien bisa sembuh dgn penyakitnya, TD= 120/80mmhg,
RR= 17x/menit, N=65 x/menit
2.
Dorong
pernyataan takut, cemas, berikan umpan
balik
R:
Klien kooperatif, cemas sedikit berkurang
3.
Berikan
informasi akurat, nyata tentang apa yang dilakukan
R:
klien mengerti, cemas berkurang
4.
Ajarkan
teknik relaksasi, visualisasi, latihan napas dalam
R:
klien kooperatif, membantu menghilangkan cemas, klien tenang
5.
Ciptakan
lingkungn yang tenang
R:
Lingkungan yang tenang membantu pasien untuk beristirahat, Klien beristirahat
|
Jam 13.00
Subjektif:
Klien
mengatakan masih cemas denagn penyakit dan pengobatannya
Objektif:
1. Wajah cemas
2. Cemas termasuk cemas ringan
Analisa:
Masalah
keperawatan cemas belum teratasi, tingkat ketergantungan sebagian
Perencanaan:
Intervensi
dilanjutkan dengan implementasi no 3,4,5
|
|
1
|
01 Feb 2012
07.30
08.15
08.45
10.00
11.00
|
1.
Kaji
nyeri secara kompherensif
R:
P= Nyeri berkurang walau sedikit
bergerak
Q=
Nyut nyutan terasa samar
R=
Nyeri samar di inguinal kiri
S= Nyeri ringan (2)
T= Nyeri datang sesekali, tiap ± 1 jam nyeri berlangsung 2 detik hilang setelah
disuntik
2.
Ajarkan
teknik napas dalam
R:
klien kooperatif dan rileks
3.
Anjurkan
untuk mengurangi aktivitas
R:
klien kooperatif dan rileks
4.
Observasi
TTV
R:
TD= 110/70 mmHg, RR= 16x/menit, ND= 62x/menit, S-= 36,2⁰C
5.
Melakukan
tindakan injeksi ketorolac 2 x 30mg iv
R:
tidak menunjukkan adanya alergi
.
|
Jam 13.00
Subjektif:
P =
Nyeriberkurang
Q= nyut
nyutan terasa samar
R= nyeri
samar di inguinalis kiri
S=Nyeri
ringan (2)
T= Nyeri
datang sesekali tiap± 1 jam, nyeri berlangsung 2 detik hilang setelah
disuntik
Objektif:
1. Skala nyeri sedang (2)
2. Klien rileks
Analisa:
Masalah
keperawatan nyeri teratasi sebagian, tingkat ketergantungan sebagian
Perencanaan:
Interv ensi
dilanjutkan no 1,2,4,5
|
|
2
|
01 Feb 2012
09.00
09.15
09.25
|
1.
Berikan
informasi akurat, nyata tentang apa yang dilakukan
R:
Klien mengerti dan paham, cemas hilang
2.
Ajarkan
teknik reklaksasi, visualisasi dan latihan napas dalam
R:
klien kooperatif,, mengikuti dan rileks
3.
Ciptakan
lingkungan yang tenang
R:
Lingkungna yang tenang membantu klien beristirahat
|
Jam 13.00
Subjektif :
Klien
mengatakan tidak cemas lagi karena sudajh tahu pengobatannya
Objektif:
Ekspresi
wajah rileks dan tenang
Analisa:
Masalah
keperawatan cemas teratasi, tingkat ketergantungan sebagian
Perencanaan:
Intervensi
dihentikan, manajemen cemas teratasi
|
|
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.A DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
POST OPERASI HERNIA DI RUANG BEDAH
RSUD PEMANGKAT
A.
Pengkajian
Nama :
Tn. A
Umur :
46 tahun
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Pendidikan :
SMP
Pekerjaan :
Petani
Status Perkawinan :
Kawin
Agama :
Protestan
Suku :
Dayak
Alamat :
Desa Pak Laheng
No CM :
12-45-56
Bangsal/bed :
Kenanga (Bedah) / ZP3
Tanggal masuk :
29 Januari 2012
Tanggal Pengkajian :
31 Januari 2012
Daignosa Medis :
Hernia scrotalis
Penanggung Jawab
Nama :
Ny.R
Umur :
45 tahun
Pekerjaan :
Ibu rumah tangga
Hubungan
dengan pasien : Istri
B.
Riwayat
Kesehatan Pasien
1.
Riwayat
Penyakit saat ini
Terdapat benjolan di
skrotum kiri, benjolan menetap, kadang-kadang sakit saat BAK, nyeri di daerah
inguinal.
P : Nyeri bertambah jika bergerak
Q : Nyut seperti di iris-iris
R : Nyeri di daerah abdomen kiri bawah
S : Skala nyeri 4 (sedang)
T : Nyeri di rasa 5-10 menit saat
bergerak dan beraktifitas hilang setelah di suntik,keadaan umum pasien lemah
,klien berhati-hati dalam bergerak karena nyeriluka akibat pembedahanakibat
pembedahan terdapat luka sepanjang 6 cm dengan 6 jahitan diabdomen kiri,
kondisi luka tampak bersih dan kering, klien menjalani operasi pada tanggal 2
februari 2012 .
2.
Riwayat
masa lalu
Pasien tidak pernah
mengalami hernia sebelumnya.
3.
Riwayat
kesehatan keluarga
Keluarga pasien tidak ada
yang menderita hernia.
Genogram
Keterangan :
Laki-laki =
Perempuan =
Laki-laki meninggal =
Perempuan meninggal =
Pasien =
C.
Data
Biologis
1.
Pola
Nutrisi
SMRS : Pasien makan 3x sehari dengan
porsi normal dihabiskan
MRS : Pasien sedang menjalani diit bebas
2.
Pola
Minum
SMRS : Pasein minum 7-8 gelas/ hari
MRS : Pasien minum 7-8 gelas/hari
3.
Pola
Eliminasi
SMRS : BAK lancar 5-6 x/hari, 1x BAB
MRS : terpasang kateter setelah operasi, urinnye : 1500
cc/24 jam
4.
Pola
Istiraha tidur
SMRS : Pasien tidur 8 jam/hari
MRS : Pasien tidur 8 jam/hari, kebiasaan tidur pasien
menggunakan bantal.
5.
Pola
Aktivitas
SMRS : Pasien melakukan aktivitas secara
mandiri
MRS : Pasien melakukan aktivitas di
bantu oleh keluarganya dalamberaktivitas karena merasakan nyeri setelah
operasi… tingkat mobilitas (2)
6.
Pola
Kebersihan
SMRS : Pasien mandi 2x/hari, menggosok
gigi 2x/hari
MRS : Pasien mandi 1x/2hari, menggosok gigi 2x/hari
7.
Pola
oksigenasi
SMRS : Pasien bernapas dengan normal
MRS : Pasien bernapas normal tidak ada riwayat sesak napas
D.
Pemeriksaan
Fisik
1.
Keadaan Umum :
Lemah
2.
Kesadaran : Compos mentis, GCS= 15
(E=4, M=6, V=5)
3.
Tanda-tanda
vital :
e.
Tekanan
darah = 120/80 mmHg
f.
Respirasi = 18x/menit
g.
Nadi = 66x/menit
h.
Suhu = 36,5⁰C
4.
Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris, ada sedikit ketombe,
rambut hitam
Palpasi : Tidak ada lesi dan nyeri tekan
5.
Mata
Inspeksi : Konjungtiva merah muda, pupil isokor,
sklera putih, tidak ada sekret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6.
Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, terdapat sedikit
serumen, pendengaran baik
7.
Mulut
Inspeksi : Bentuk simetris, gigi tampak kuning,
tidak ada sariawan
8.
Leher
Inspeksi : Tidak ada pembenjolan, warna kulit
normal
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
dan tiroid, vena jugularis teraba
9.
Thoraks
c.
Paru-paru
Inspeksi : respirasi
normal,bentuk dada simetris
Palpasi : vocal fremitus sama, tidak
ada nyeri tekan
Perkusi : bunyi resonan
Auskultasi : normal
d.
Jantung
Inspeksi : ictus cordis
tidak terlihat, bentuk dada simetris
Palpasi : ictus cordis tidak teraba,
tidak ada pembesaran jantung
Perkusi : bunyi dullnes
Auskultasi : S1 dan S2 tunggal
10.
Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris pada 4kuadran, terdapat
6 jahitan dengan panjang 7 cm, tidak
ascites, luka jahitan di inguinal kiri,
Auskultasi : Bising usus 12x/menit
Palpasi : tidak
Perkusi :
11.
Genitalia
Inspeksi : benjolan hilang, terpasang
kateter,daerahginetalia bersih dan tidak ada
tanda-tanda infeksi
Palpasi : ada nyeri tekan
12.
Integumen
Inspeksi : Kulit sawo matang, turgor kulit baik
13.
Ekstermitas
Dekstra Sinistra
E.
Data
Psikologi
1.
Status
Emosi
Pasien dapat mengendalikan
emosinya dengan baik walau sedikit cemas.
2.
Konsep
diri
Konsep diri menurun karena
sakit
3.
Gaya
Komunikasi
Menggunakan bahsa verbal,
tidak ada hambatan selama wawancara dan terbuka
4.
Pola
Interaksi
Interaksi klien dengan
keluarga dan klien berjalan dengan baik
5.
Pola
koping
Pola kopig tidak adekuat karena
penyakit yang diderita.
F.
Data
sosial
1.
Pekerjaan
dan Pendidikan
Pasien sebagai tani dan
hanya tamat SMP
2.
Hubungan
sosial
Klien sebagai seorang
bapak dan seorang suami diri seorang istri dan berhubungan baik dengan keluarga
dan tetangga.
3.
Gaya
Hidup
Gaya hidup pasien
sederhana dan biasa-biasa saja.
G.
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
|
Nilai
|
Normal
|
SGOT
|
24
|
Lk = 8-37, Pr = 8-31
|
SPGT
|
19
|
Lk= 8-40, pr = 6-31
|
Urea S
|
25 mg/dl
|
10-50mg/dl
|
Kreatinine
|
0,9 mg/dl
|
Lk= 0,5-1,1 Pr= 0,5-0,9 mg/dl
|
Glukosa sewaktu
|
225 mg/dl
|
180 mg/dl
|
Leukosit
|
10,3 µL
|
|
Eritrosit
|
3,28 µL
|
|
Hb
|
10,3 g/dl
|
Lk= 14-16 g/dl, Pr= 12-14 g/dl
|
Hematokrit
|
32,0 %
|
Lk= 40-50 %, Pr= 36-46 %
|
Trombosit
|
224 µL
|
|
MCV
|
94,6 FL
|
|
MCHC
|
32,2 g/dl
|
|
MCH
|
31,4 pg
|
|
H.
Terapi
Pengobatan
1.
IVFD
RL 20 tpm
2.
Ranitidin
2 x 50 mg
3.
Ketorolac 2 x 30 mg
4.
Tranex 2 x 250mg
5.
Metronidazole 2 x 500mg
ANALISA DATA
No
|
Data Fokus
|
Etiologi
|
Masalah
|
|||||||||
1.
|
DS: klien mengatakan nyeri pada luka
operasi
P = nyeri bila bergerak
Q = nyeri seperti di iris-iris
R = inguinal kiri
S = nyeri sedang (skala 4)
T= nyeri hilang datang,datang setiap 5
menit dan hilang setelah di suntik.
DO:
Klien tampak meringis
Skala nyeri (4)
Terdapat luka operasi sepanjang 7 cm dengan
6 jahitan
Post op hari pertama
|
tindakan pembedahan
terputusnya
kontuinitas jaringan kulit
meransang syaraf perifer
mengaktifkan saraf neurotransmitter
bradikinin dan serotonin
impuls di
teruskan ke hypotalamus
nyeri di persepsikan
|
nyeri
|
|||||||||
2.
|
DS:
- Px mengatakan sulit untuk bergerak karena nyeri
DO:
- aktifitas klien di bantu keluarga
-TD:
120/ 80
N:
65x/menit
|
luka operasi
nyerei saat beraktivitas
aktifitas di bantu
hambatan mobilitas fisik
|
Hambatan
mobilitas fisik
|
|||||||||
3.
|
DS : -Px mengatakan ada luka operasi di
daerah inguinalis
DO : - terdapat luka operasidengan panjang
7 cm dengan 6 jahitan
Kondisi luka bersih dan kering
|
Proses pembedahan
luka operasi
terputusnya kontuinitas jaringan
integritas kulit terganggu
|
Kerusakan
integritas kulit
|
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
NO
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tanggal Masalah
|
Paraf
|
|
Muncul
|
Teratasi
|
|||
1
|
-
Nyeri
berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan sekunder efek
dari pembedahan yg di tandai
dengan
DS:
-
P:
nyeri bertambah jika bergerak
-
Q:
nyeri seperti di iris-iris
-
R:
inguinal kiri
-
S:
sedang (skala 4)
-
T:
nyeri dirasakan 5-10 menit setelah beraktivitas dan hilang setelah di suntik
DO:
-
Klien
tampak meringis saat bergerak
-
Skala
nyeri 4
-
Luka operasi dengan panjang 7
cm dengan 6 jahitan
-
Ttv:
TD: 120/ 80 mmHg
RR: 17x/ menit
N:
65x/menit
|
31 Januari 2012
|
|
|
2.
|
Hambatan
mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka operasi saat beraktivitas yang
d tandai dengan
DS:
-
Klien
mengatakan nyeri di daerah abdomen bekas operasi saat bergerak
DO:
-
Aktifitas klien di bantu oleh
keluarga
-
Klien meringis pada saat
bergerak
-
Tingkat mobilitas 2
-
TTV
TD: 120/ 80 mmHg
ND: 65x/ menit
|
31 Januari 2012
|
|
|
.
3.
|
Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan efek luka pembedahan yg di tandai dengan:
DS:
-
Klien mengatakan ada luka
operasidi daerah abdomen kiri bawah
DO:
-
Terdapat luka operasi sepanjang
7 cm dengan 6 jahitan
|
|
|
|
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No.
|
NOC dan NGO
|
NIC dan AMH
|
Rasionalisasi
|
1.
|
NOC
Nyeri
berkurang smpai dengan hilang
NGO
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2 X 24 di harapkan nyeri berkurang sampai dengan hilagng dengan KH:
-
Klien
mengatakan nyeri berkurang sampai dengan hilang
-
Ekspresi
wajah rileks
-
Skala
nyeri 0-1
-
TTV
dalam batas normal
|
NIC
Menejemen nyeri
AMH
·
GUIDENCE
1.
Kaji
nyeri secara komoprehensif, ( lokasi, durasi, frekuensi)
2.
Observasi
reaksi non verbal dan ketidak nyamanan
·
SUPPORT
1.
Beri
posisi nyaman
2.
Anjurkan
untuk mengurangi aktifitas
·
TEACHING
1.
Ajarkan
tehnik relaksai nafas dalam
2.
Jelaskan
jika nyeri timbul laporkan kpd staf perawat
·ENVIRONMENT
1.
Ciptakan
lingkungan yang tenang
COLLABORATION
1.
Kolaborsi
dgn dokter dalam pemberian terapi analgetik
|
1.
Memberikan
informasi untuk melanjutkan intervensi
2.
Mengetahui
tingkat kenyamanan klien
1.
Posisi
nyaman membantu mengurangi nyeri
2.
aktivitas
Membantu bernafas secara efektif
1.
mengalihkan
fokus perhataian terhadap nyeri, mengurangi spasme otot
2.
memberi
kesempata analgetik
1.
lingkungan
yang tenang memberikan kenyamanan klien
1.
analgetik
mengurangi nyeri
|
2.
|
NOC
Hambatan
mobilitis fisik tidak terjadi
NGO
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 X 24 jam, hambatan mobilitas fisik tidak terjadi dengan KH:
-
Klien bisa beraktifitas
mandiri secara bertahap
-
Wajah
klien tenang /tidakcemas
|
NIC
Menejemen mobilitas
AMH
·
GUIDANCE
1.
Kaji kebutuhan akan bantuan
·
SUPPORT
2.
Berikan posisi yang nyaman
·
TEACHING
3.
Ajarkan
klien untuk menjaga luka agar tetap kering
·
ENVIRONMENT
4.
Ciptakan
lingkungan yang tenang
·
COLLABORATION
5.
Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian therapy analgetik
|
1.
Unutuk menilai tingkat
mobilitas dan sejauh mana pasien memerlukan bantuan
2.
Menentukan tingkat
ketergantungan pasien
3.
Agar luka cepat bersih dan
sembuh
4.
Memudahkan klien untuk
beraktifitas
5.
Analgetik mengurangi nyeri
|
3.
|
-
NOC
Integritas kulit
kembali normal
NGO
Setelah di lakukan
tindakan 3x24 jam integritas kulit kembali adekuat dengan KH:
-
Tidak ada tanda_tanda infeksi
-
Luka tampak kering
|
NIC
Manajemen integritas kulit
-
Guidance
1.
Kaji kondisi luka dari tanda
peradangan
-
Support
2.
Rawat luka dengan anti septic
-
Teaching
3.
Ajar klien dan keluarga untuyk
menjaga agar area luka tetap bersih dan kering
-
Environment
4.
Ciptakan suasana yang kondusif
-
Collaboration
5.
Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian anti biotik
|
1. Adanya tanda
peradanagan memandakan luka belum baik
2. Perawatan luka yang
tepat mencegah penyebaran infeksi
3. Untuk mempercepat
penyembuhan luka
4. Menurunkan ansietas
sehingga klien dapat kooperatif
5. Antibiotic membantu
penyembuhan luka dan menmcegah infeksi
|
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hernia adalah penonjolan
sebuah organ atau struktur melalui mendeteksi di dinding otot perut. Hernia
umumnya terdiri dari kulit dan subkutan meliputi jaringan, sebuah peritoneal
kantung, dan yang mendasarinya visera, seperti loop usus atau organ-organ
internal lainnya.
Hernia kongenital disebabkan
oleh penutupan struktural cacat atau yang berhubungan dengan melemahnya
otot-otot normal. Hernia diklasifikasikan menurut lokasi di mana mereka muncul.
Sekitar 75% dari hernia terjadi di pangkal paha. Ini juga dikenal sebagai
hernia inguinalis atau femoralis. Sekitar 10% adalah hernia ventral atau
insisional dinding abdomen, 3% adalah hernia umbilikalis. Jenis lain dapat
mencakup hiatus hernia dan diafragmatik hernia.
B. Saran
Berdasakan simpulan diatas
maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan yang ada
kaitannya dengan masalah hernia. Adapun saran yang penulis sampaikan adalah
diharapkan agar pembaca melatih penguatan otot yang mungkin dapat membantu.
Menjaga berat badan normal, sehat secara fisik, dan menggunakan teknik
mengangkat yang tepat dapat mencegah herniasi. Awal pengakuan dan diagnosis
herniasi sangat membantu dalam pencegahan tercekik. Setelah herniasi terjadi,
individu harus mencari perhatian medis dan menghindari mengangkat dan tegang,
yang berkontribusi pada cekikan.
DAFTAR PUSTAKA
Selekta Kedokteran. Edisi II. Medica Aesculaplus FK UI.
1998.
Hal.313 )
Keperawatan Medikal Bedah.
Swearingen. Edisi II. EGC. 2001
Keperawatan Medikal Bedah. Charlene J. Reeves, Bayle Roux,
Robin Lockhart. Penerjemah Joko
Setyono. Penerbit Salemba Media. Edisi I. 2002.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar