Translate

Minggu, 02 Desember 2012

makalah hipertensi


HIPERTENSI

A.  PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 10 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Pada lansia, hipetrensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
Hipertensi dibagi dalam beberapa jenis, yaitu
1.      menurut WHO, diabgi menjadi 3 yaitu :
a.       Hipertensi derajat I, jika tekanan diastoliknya 95-109 mmHg
b.      Hipertensi derajat II, jika tekanan diastoliknya 110-119mmHg
c.       Hipertensi derajat III, jika tekanan diastoliknya > 120mmHg
2.      berdasarkan penyebabnya, dibagi menjadi 2 jenis,yaitu :
a.       Hipertensi Primer / Essensial
suatu keadaan hipertensi sebagai akibat dari gaya hidup seseorang, lingkungan dan juga faktor keturunan.
b.      Hipertensi Sekunder
suatu keadaan Hipertensi akibat seseorang mengalami / menderita penyakit lain seperti gagal jantung, gagal ginjal atau kerusakan system hormone tubuh. Sedangkan pada ibu hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita hamil yang berat badannya diatas normal.

Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (2003) dapat dilihat pada tabel :
Klasifikasi
Tekanan Sistolik
(mmHg)
Tekanan Diastolik (mmHg)
Normal
< 120
< 80
Perihipertensi
120 – 139
80 – 89
Hipertensi Stage I
140 – 150
90 – 99
Hipertensi Stage II
> 150
>100



B.  ETIOLOGI
Penyebab pasti dari hipertensi essensial samapai saat ini belum dapat diketahui. Kurang lebih 90 % penderita hipertensi tergolong Hipertensi Essensial sedangkan 10 % nya tergolong hipertensi Sekunder.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi Sekunder:
1.      penyakit ginjal
a.         stenosis arteri renalis
b.        pielonefritis
c.         glomerolunefritis
d.        tumor-tumor ginjal
e.         ginjal polikista ( biasanya diturunkan )
f.         trauma pada ginjal / luka
g.        trauma penyinaran yang mengenai ginjal
2.      kelainan hormonal
a.         hiperaldosteronisme
b.        sindrom Caushing
c.         feokromositoma
3.      obat-obatan
a.         pil KB
b.        kortikosteroid
c.         siklosporin
d.        eritropoetin
e.         kokain
f.         penyalahgunaan alcohol
g.        penggunaan kayu manis yang berlebihan
4.      penyebab lain
a.         koartasio aorta
b.        preeklampsia pada kehamilan
c.         porfiria intermitten akut
d.        keracunan timbale akut


Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensi essensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi essensial. Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid ( kortison ) dan beberapa obat hormone, termasuk beberapa obat anti radang ( anti inflamasi ) secara terus menerus dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu factor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman beralkohol juga termasuk factor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi.

Factor-factor yang dapat meningkatkan resiko timbulnya hipertensi:

1.      Faktor keturunan
Pada 70-80% kasus hipertensi essensial didapatkan riwayat hipertensi dalam keluarga, khususnya ayah dan ibu klien. Apabila dalam suatu keluarga terdapat riwayat hipertensi, maka kemungkinan seseorang dalam keluarga itu untuk terkena hipertensi essensial lebih besar. Dan juga banyak dijumpai  pada klien yang kembar monozigot ( satu telur ), apabila salah satunya menderita hipertensi.
2.      Faktor Lingkungan
seperti stress, kegemukan / obesitas dan kurang olah raga juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi essensial. Hubungan antara stress dan hipertensi diduga karena aktivasi saraf simpatis, yang bekerja pada saat kita beraktifitas. Peningkatan aktifitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten / tidak menentu. Bila stress berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.
Hubungan antara obesitas dan hipertensi adalah bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi dengan obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.
Olah raga dapat digunakan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya obesitas dan mengurangi asupan garam kedalam tubuh yang akan dikeluarkan melalui keringat oleh kulit.


C.  PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak pada pusat vasomotor pada medula di otak. Dari vasomotor tersebut bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di thorak dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotordihantarkan dalam bentuk impulsyang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neurun preganglionmelepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah. Dengan dilepaskannya norepineprin akan mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Seseorang dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rngsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal menseksresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid linnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II yang menyebabkan adanya sutu vasokonstriktor yang kuat. Hal ini merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal yang mengakibatkan volume intravaskular. Semua faktor tesebut cenderung menyebabkan hipertensi.
Pada lansia, perubahan struktur dan fugsi pada sistem pmbuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi. Perubahan tersebut meliputiaterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang akan menurunkankemampuan distensi daya regang pembuluh darah. Hal tersebut menyebabkan aorta dan arteri besar bekurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) sehingga terjadi penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer.


Gambar patofisiologi hipertensi


D. KOMPLIKASI
Pada krisis hipertensi dapat timbul komplikasi lanjut pada organ - organ tubuh sebagai berikut :
-          Pada Ginjal          : Hematuri, Kencing sedikit
-          Pada Otak                        : Stroke, euchepalitis
-          Pada Mata            : retinapati hipertensi
-          Pada jantung        : terjadi pembesaran ventrikel kiri dengan / tanpa payah jantung, Infark Jantung & Jantung koroner
E.  MANIFESTASI KLINIS
Pada pemeriksaan fisik kemungkinan tidak akan dijumpai adanya suatu kelainan yang nyata selain tekanan darah yang tinggi akan tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina seperti perdarahan , eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah dan pad kasus berat edema pupil (edema pada diskus optikus).
Seseorang yang mengalami hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai bertahun-tahun. Gejala muncul biasanya dengan timbul adanya kerusakan vaskuler dengan manifestasi yang khas sesuai sitem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Penyakit arteri koroner dengan angina adalah gejala yang paling sering menyertai hipertensi.
Hipertensi ringan atau sedang umumnya tidak menimbulkan gejala. Gejala hipertensi baru muncul bila hipertensi menjadi berat atau pada keadaan krisis hipertensi. Gejala-gejalanya berupa :
a.         sakit kepala, pusing, sesak nafas
b.         muntah, , kardiomegali
c.         gelisah, sianosis, dispneu, edema
d.        berat badan turun, heptaomegali
e.         keringat berlebihan, takikardi, ronki
f.          murmur, epistaksis, bising jantung
g.         palpitasi, poliuri, proteinuri, hematuri
h.         retardasi pertumbuhan


F.  EVALUASI DIAGNOSTIK
Riwayat  dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh sangat penting. Retina harus diperiksa dan dilakukanpemeriksaan laboratoriumuntuk mengkaji kemungkinan adanya kerusakan organ seperti ginjal dan jantung. Hipertrofi ventrikel kiri dapat dikaji dengan elektrokardiografi. Protein dalam urine dapat dideteksi dengan urinalisa. Pemeriksaa khusu seperti renogram, pielogram intravena, arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah, dan penentuan kadar urine dapat dilakukan untuk mengidentifikasikan pasien dengan penyakit renovaskular.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
§  Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
§  BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
§  Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
§  Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.
§  CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
§  EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
§  IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan ginjal.
§  Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran jantung.












  1. PENATALAKSANAAN MEDIS
Modifikasi gaya hidup
Penurunan berat badan
Pengurangan asupan alkhohol
Aktivitas fisik teratur
Pengurangan masukan natrium
Penghentian rokok                            










 





                                                         
                                                         Respon tidak adekuat
Lanjutkan modifikasi gaya hidup
Pemilihan farmakologi awal :
Diuretik atau penyekat b lebih disukai karena terbukti menurunkan morbiditas dan mortalitas
ACE inhibitor, kalsium antagonis, reseptor penyekat dan penyekat -bbelum pernah diuji maupun dibuktikan menurunkan morbiditas dan mortalitas
 








                                                          Respon tidak adekuat

Naikkan dosis obat
Tambahkan bahan kedua dari jenis yang berbeda
Ganti dengan obat lain
 
                                          Atau                                              Atau
 



                                                         Respon tidak adekuat

Tambahkan bahan kedua atau ketiga  dan  atau diuretik  bila belum diresepkan
 



Alogaritma penanganan Hipertensi (Dari Fifth Report of  the Joint National Comitte on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure, Arch. Intern. Med. 1993; 153:163.)



GOLONGAN OBAT
SUB GOLONGAN BERDASARKAN CARA KERJA
CONTOH JENIS OBAT
Diuretik
Loop agents
Furosemid, bumetamid
Carbonic anhydrase inhibitor
Acetazolamid, Thiazid & loop agents
Thiazide
Hidroklorotiazid,
Bendrofluazid, metolazone
Pottasium-sparing diuretic
Spironolactone, amiloride, treamterene
Vasodilator
Angiotensin Converting Enzime Inhibitor (ACE inhibitor
Captopril, enarapril, lisinopril



TUJUAN TERAPI
Tujuan terapi:
  1. Mengurangi morbiditas dan mortalitas
  2. Menurunkan tekanan darah < 140/90 untuk hipertensi tanpa komplikasi dan < 130/80 untuk penderita diabetes mellitus serta ginjal kronik.
  3. Tekanan darah sistolik yang utama untuk diturunkan, bukan tekanan darah diastolik
Jenis-jenis obat hipertensi

GOLONGAN OBAT
SUB GOLONGAN BERDASARKAN CARA KERJA
CONTOH JENIS OBAT
Diuretik
Loop agents
Furosemid, bumetamid
Carbonic anhydrase inhibitor
Acetazolamid, Thiazid & loop agents
Thiazide
Hidroklorotiazid,
Bendrofluazid, metolazone
Pottasium-sparing diuretic
Spironolactone, amiloride, treamterene
Vasodilator
Angiotensin Converting Enzime Inhibitor (ACE inhibitor
Angiotensin II Reseptor Blocker (ARB)
Calcium Channel Blocker (CCB)
Alpha1 Blocker
Kalium Channel activation (vasodilator arteri langsung)
Captopril, enarapril, lisinopril


Losartan, valsartan
Amlodipine, Nifedipine

Prazosin, doxazosin, terazosin
Minoxidil
Centrally acting

Antagonist alpha2 pusat

Clonidine, metildopa
Beta blocker

Beta1 / Beta2 Blocker
Beta 1 selective

Propanolol
Atenolol, bisoprolol, metorolol



Algoritma penanganan hipertensi secara farmakologi

Algoritme hipertensi dengan compelling indication

G.  KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
  Pengkajian
  • Aktivitas/ Istirahat
    • Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
    • Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
  • Sirkulasi
    • Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
    • Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.
  • Integritas Ego
    • Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
    • Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
  • Eliminasi
    • Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).
  • Makanan/cairan
    • Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic
    • Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
  • Neurosensori
    • Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
    • Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.
  • Nyeri/ ketidaknyaman
    • Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.
  • Pernafasan
    • Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
    • Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
  • Keamanan
    • Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.  Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan supplay O2 dengan kebutuhan.
2.   Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, factor resiko dan perawatan
       lanjut berhubungan dengan keterbatasan koginitf
3.   Nyeri berhubungan dengan  penurunan supplay darah koroner
      4.   Resiko infeksi berhubungan  dengan tindakan invasif

RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
1. Nyeri berhubungan dengan
    penurunan supplay darah koroner
NOC Outcome : Kontrol nyeri

Client Outcome :
- Mampu mendeskripsikan
   Nyeri
- Mampu menggunakan teknik
   nonfarmakologi untuk
   mengurangi nyeri
TK : sebagian
P:nyeri terjadi karena kurang nya istirahat
Q:nyeri seperti tertusuk tusuk
R:nyeri menyebar ke seluruh dada
S:nyeri skala 6
T:nyeri dating tiba-tiba
NIC : Manajemen nyeri
Guidance :
1. Monitor vital sign

2. Lakukan penilaian terhadap nyeri
    meliputi lokasi, karakteristik,
    durasi serta faktor pencetus
3. Fasilitasi lingkungan yang
    Nyaman
4. Berikan obat anti nyeri
5. Berikan teknik nonfarmakologi
    dengan relaksasi dan distraksi

Mengetahui adanya perubahan sistemik tubuh
Menentukan intervensi yang sesuai serta keefektifan terapi yang diberikan
Meningkatkan ketenangan dan kenyamanan
Mengurang nyeri


2. Kurang pengetahuan tentang
    kondisi, pengobatan, factor resiko
   dan perawatan lanjut berhubungan
   dengan keterbatasan koginitf.

NOC Outcome : Pengetahuan tentang proses penyakit

Client Outcome :
- Pengetahuan meningkat
- Kooperatif dalam pengobatan
TK : sebagian (di bantu oleh perawat)
NIC : Pengajaran proses penyakit
1. Kaji kesiapan klien untuk
    menerima informasi
2. Kaji pengetahuan klien tentang
    penyakit hipertensi, penanganan 
    dan pencegahannya
3. Bangun rasa saling percaya
4. Jalaskan tentang pengertian,
    penyebab, tanda dan gejala,
    penanganan dan pencegahan
    sesuai dengan kemampuan klien
5. Evaluasi tingkat pemahaman dan
    kemampuan  dalam menerima
    penjelasan

Mengetahui tingkat pengetahuan untuk kesiapan dalam penyuluhan lebih lanjut


Klien dapat belajar tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, penanganan dan pencegahan hipertensi

Pemahaman klien dapat membenatu menentukan intervesi lebih lanjut
3. Nyeri berhubungan dengan
    penurunan supplay darah koroner
NOC Outcome : Kontrol nyeri

Client Outcome :
- Mampu mendeskripsikan
   Nyeri
- Mampu menggunakan teknik
   nonfarmakologi untuk
   mengurangi nyeri
TK : sebagian
NIC : Manajemen nyeri
Guidance :
1. Monitor vital sign

2. Lakukan penilaian terhadap nyeri
    meliputi lokasi, karakteristik,
    durasi serta faktor pencetus
3. Fasilitasi lingkungan yang
    Nyaman
4. Berikan obat anti nyeri
5. Berikan teknik nonfarmakologi
    dengan relaksasi dan distraksi

Mengetahui adanya perubahan sistemik tubuh
Menentukan intervensi yang sesuai serta keefektifan terapi yang diberikan
Meningkatkan ketenangan dan kenyamanan
Mengurang nyeri


4. Resiko infeksi berhubungan
   dengan tindakan invasif
NOC Outcome : Kontrol infeksi

Client Outcome :
- Bebas dari tanda-tanda infeksi
- AL dan differensial normal
- Vital sign normal
- Mampu mendemostrasikan
   cara pencegahan infeksi
NIC : Manajemen infeksi
1. Observasi vital sign dan adanya
     tanda-tanda infeksi pada daerah
     dilakukan tindakan invasif
2. Monitor hasil laboratorium
3. Lakukan perawatan dengan
    teknik septik dan aseptik
4. Kolaborasi pemberian antibiotik
5. Anjurkan klien dan keluarga
    untuk menjaga kebersihan
    lingkungan

Mengetahui sedini mungkin adanya tanda-tanda infeksi


Mencegah serta mengurangi terjadi infeksi silang

Memabantu mencegah infeksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar